
MANADO, Monitorpapua.com – Puluhan Dosen Katolik profesional utusan dari Regio Sulawesi, Papua dan Maluku berkumpul di Kota Manado dengan pelbagai agenda kegiatan. Salah satu agenda yakni menilai, mengkritik dan menuangkan pola pikir baru buku ajar untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum.
Kegiatan yang diselenggarakan Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik di Kota Manado berlangsung selama seminggu lalu, 19 Agustus sampai 23 Agustus 2019 lalu.
Para Dosen Katolik Regio Sulawesi, Maluku dan Papua, Papua Barat berdiskusi bersama dan mengusulkan kembali agar buku ajar Pendidikan Agama Katolik ( PAK) untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum disederhanakan dan ditinjau kembali agar tidak terjadi ketidakpahaman interpretasi bagi pengajar dan mahasiswa.
Meskipun buku ajar yang telah disusun para ahli telah final, diberi kesempatan oleh Ditjen Bimas Katolik, Kemenag RI agar bisa dinilai kembali para Dosen S2 dan S3 Regio Sulawesi, Papua dan Maluku di Manado.
Data yang dihimpun wartawan Monitorpapua.com Tim Ahli Bidang Pendidikan Tinggi, Ditjen Bimas Katolik, Kemenag RI, bekerja sama dengan Komisi Kateketik KWI menghimpun semua data, usul saran untuk diplenokan Tim Ahli di Jakarta, Penyelenggarakan pertemuan ini dalam rangka pembinaan dosen Pendidikan Agama Katolik di Perguruan Tinggi Umum (PTU) di Sintesa Peninsula Hotel Manado, Sulawesi Utara.
Pertemuan dilaksanakan 19-22 Agustus 2019 dihadiri 80 peserta (dosen) dari Regio Maluku, Sulawesi dan Papua. Direktur Pendidikan Katolik Drs. Agustinus Tungga Gempa, MM melalui Kasubdit Pendidikan Tinggi, Drs. Yohanes Bosco Otto, M.Pd menyambut baik kehadiran para dosen Regio Sulawesi, Maluku dan Papua.
Pada hari ketiga para dosen mereview bahan ajar PAK di PTU hingga penyusunan rencana pembelajaran semester
Para dosen membagi kelompok untuk mendiskusikan bahan ajar yang telah disusun para pakar PAK. Diharapkan para Dosen mampu mempertajam rumusan standar isi kurikulum Pendidikan Agama Katolik yang telah disusun para ahli bersama di Jakarta dalam koordinasi Komkat KWI bersama Ditjen Bimas Katolik.
Sambutan penutupan sekaligus sebagai narasumber, Dra. Joula P. Makarawung membahasakan Upaya pendampingan mahasiswa Katolik di PTU dengan menghadirkan Pastor Dismas, Pr sebagai Pastor Moderator di tingkat Perguruan Tinggi Manado.
Dra. Joula P. Makarawung menjelaskan sejarah penyusunan kurikulum kuliah Pendidikan Agama Katolik dari masa ke masa mengalami perkembangan. Para Dosen perlu mengikuti perkembangan zaman, baik dari segi isi maupun metode sekaligus meningkatkan sistem pengajaran dengan baik.
Sedangkan Pastor Moderator Mahasiswa, P. Dismas, PR mengajak para dosen untuk siap selalu menghadapi banyak tantangan termasuk tantangan di dunia kampus di Perguruan Tinggi Umum (PTU), Perguruan Tinggi Katolik (PTKat) maupun Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Misalnya, kata Pastor Dismas jumlah mahasiswa yang tidak menentu bahkan di PTN, PTU, terkadang sedikit jumlah mahasiswa dan bahkan tidak ada tempat bagi mereka untuk belajar, namun kehadiran para dosen Katolik dapat membawa kesegaran tersendiri bagi para mahasiswa.
Untuk mengatasi semua tantangan dengan baik, khususunya dalam hal ini tantangan pastoral bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum, Pastor Dismas mengajak para Dosen untuk belajar arah pastoral di Perguruan Tinggi
Para dosen diminta untuk mengetahui arah pastoral di Keuskupan masing-masing. Dalam arus perkembangan zaman, Pastor Moderator menegaskan perlu menjadi garam dan terang perjumpaan baik dalam kelompok atau komunitas Katolik itu sendiri maupun dengan komunitas di luar Katolik.
“Mahasiswa perlu dibimbing menjadi terang perjumpaan dengan Kristus di tengah kehidupan masyarakat dunia, para mahasiswa harus menjadi saksi iman dalam seluruh aspek kehidupan. Jadi, generasi katolik harus disiapkan untuk menjadi saksi Kristus di masa kini dan akan datang,” tutup Pastor Dismas. (Laurent R/Pieter Reinold/Kondrat/IWO)