Perbatasan PNG (Papua New Guinea), Monitorpapua.com – Tarian Penyembuhan, itulah yang terjadi di perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea (PNG). Fakta membuktikan, pada tanggal 16 sampai 18 Maret merupakan suatu masa tradisi yang ditunggu-tunggu oleh warga kampung Yuruf.
Betapa tidak, sebab pada kesempatan ini, dilaksanakan satu rangkaian tarian penyembuhan bagi beberapa warga kampung Yuruf yang mengalami kesakitan. Lewat tarian penyembuhan diyakini dan dipercaya bahwa roh-roh yang menganggu akan pergi dan mereka yang sakit akan memperoleh kesembuhan.
Inilah suatu kekayaan budaya dan kearifan lokal secara khusus bagi orang Yuruf dan secara umum bagi orang Web. Demikianlah tarian penyembuhan yang dikenal oleh orang Web secara turun temurun adalah kepala pendek dan kepala panjang. Untuk sampai pada pentas tarian penyembuhan diperlukan waktu yang cukup panjang untuk persiapan.
Kaum wanita harus menyiapkan makanan yakni sagu dan berbagai makanan tradisional lainnya serta membuat berbagai pernak pernik perhiasan. Sementara kaum laki-laki menyiapkan sejumlah atribut untuk tarian.
Ketika semua telah siap maka tarian bisa dimulai sesuai dengan kesepakatan waktu. Oleh karena itu, melalui tarian kepala pendek dan kepala panjang ada nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil yakni kebersamaan, kekompakkan, cintakasih, solidaritas, simpati, penyerahan diri bagi yang menderita dan saling mendukung satu sama lain sebagai orang Web. Demikian peristiwa yang dialami Pastor Hery Lobya dari Ordo Santo Agustinus di Perbatasan PNG. (RED MP)