SORONG, Monitorpapua.com – Pastor Izaak Bame, Pr mengatakan “Kita semua rasa bersalah atas musibah yang terjadi di kota Sorong kota bersama ini”. Saya tidak bisa membayangkan perasan bagi sdra-i yang tertimpa musibah longsor akibat hujan lebat pada hari kamis,16 Juli 2020. Dengan kejadian ini membuat saya dan anda semua perlu berefleksi lebih jauh mengapa musibah ini bisa tiba dengan begitu cepat di antara kita sebagai manusia ciptan Tuhan yang dilengkapi dengan akal budi.
Namun akal budi itu tidak mampu membendung datangnya musibah yang menimpa kita. Pemerhati rakyat kecil, Pastor Izaak Bame mengatakan Saya sendiri bertanya dalam hati apa sih salah saya dan juga warga kota Sorong sehingga hujan yang turun hanya dua jam membawa akibat yang sangat pilu bagi hatiku dan hati semua warga kota bersama ini.
Apakah ada hal yang saya lakukan tidak sesuai dengan maksud dan kehendak Sang Pencipta atau kah memang ini merupakan gejala alam? Peristiwa ini membawa kita semua lebih waspada di hari-hari selanjutnya, sebagai seorang beriman bisa berkata “ini merupakan satu cara Sang Pencipta berbicara kepada kita warga Sorong agar lebih jujur untuk melihat diri bagaimana cara kita berada di atas tanah Maoi-Malamoi ini. Apakah saya sudah bertanggung jawab terhadap diri saya dengan para leluhur tanah “MOI” atau kah keserakahan sayalah yang menyebabkan longsor dan banjir ?
Dari kejadian ini saya dan anda disadarkan bahwa saya tidak berhak atas hidyp tetapi Sang Penciptalah yang berhak.Maka sepatutnya kita semua belajar berapa hal dari peristiwa ini.
Pertama: Belajar untuk menjaga kelestarian Alam agar terhindar dari longsor
Kedua: Berhenti dengan membangun yang tanpa arah dan perencanan yang baik sehingga kondisi alam tetap terjaga.
Ketiga: Masyarakat perlu memastikan bahwa tempat di mana dia bermukim itu aman dan bukan karena mewahnya rumah atau kemampuanku untuk membangun rumah.
Keempat: Pemerintah kota terutama PU perlu membuat semacam studi kelayakan terhadap tempat yang menjadi pemukiman dan yang perlu dijaga demi terawat kelestarian alam.
Kelima: Masyarakat perlu taat pada aturan pemerintah misalnya jangan membuang sampah sembarang karena akibat selokan tersumbat dari banyaknya sampah maka tidak heran air mengalir kembali ke halaman-halaman rumah yang menjadi penyebab selokan tersumbat.
Keenam: Dari musibah ini kita sebagai warga kota Sorong kota bersama menerima dan mengakui bahwa musibah ini terjadi karena gejala alam tapi sekaligus karena kelalaian kita manusia.
Ketujuh: Mari kita pejamkan mata dan tenangkan hati mendoakan mereka yang tertimpa musibah longsor terutama yang telah meninggal agar Sang Pencipta menerima mereka sesuai amal bakti semasa hidup mereka dan keluarga yang ditinggalkan diberi penghiburan, ketabahan dan kekuatan jasmani rohani untuk menjalani hidup dengan penuh syukur. Demikian permenungan saya semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Salam dan berkat. P. Izaak Bame, Pr. (Rlis/MP)