Prodiakon Bertemu Tuhan Dalam Diri Orang Sakit dan Lemah “Langit Terbuka, Roh Kudus Turun dan Terdengar Suara Surga”

66
Prodiakon Bertemu Tuhan Dalam Diri Orang Sakit dan Lemah “Langit Terbuka, Roh Kudus Turun dan Terdengar Suara Surga”
Prodiakon Bertemu Tuhan Dalam Diri Orang Sakit dan Lemah “Langit Terbuka, Roh Kudus Turun dan Terdengar Suara Surga”
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapua.com.- Langit Terbuka, Roh Kudus Turun dan Terdengar Suara Surga” Mari merenung peristiwa pelayanan Prodiakon Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Sorong, Papua Barat pada Pesta Pembaptisan Tuhan.

Hari ini, Minggu, 12 Januari 2025, cuaca kurang bersahabat, beberapa jam usai Misa Kudus di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Sorong, Papua Barat Daya, mulai diguyur hujan membasahi kota Sorong, sebuah tantangan kecil untuk melayani sesama, tak menghalangi tugas pelayanan Prodiakon Paroki Santo Yohanes Pembaptis untuk bertemu dengan orang sakit, lanjut usia, dan mereka yang lemah atau orang tua jompo. Wajah lemah mereka nampak ketika Prodiakon bersiap diri mengambil hosti kudus dan menyimpannya di Pixis untuk membawanya ke rumah-rumah orang sakit dan Jompo serta mereka yang tak berdaya.

Peristiwa ini dilaksanakan setelah mengikuti perayaan Misa Kudus di Paroki Santo Yohanes Pembaptis yang dipimpin RD. Mateus Syukur dan mendengar Sabda Tuhan dari Injil Lukas 3:15-16.21-22 demikian isi Kitab Suci:

Seorang Ibu Berdoa dan Memberkati Prodiakon yang bertugas
Seorang Ibu Berdoa dan Memberkati Prodiakon yang bertugas

“Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Mateus Syukur dengan semangat berkhotbah mengajak umat untuk memusatkan perhatian pada peristiwa mulia ‘Pembaptisan Tuhan’. Tentu memberikan kekuatan kepada seluruh umat dan prodiakon yang menghadiri Misa Kudus pada Pesta Pembaptisan Tuhan.. “Hari ini kita merenungkan kisah pembaptisan Yesus sebagaimana ditulis Penginjil Lukas. Ada tiga (3) peristiwa istimewa yang mengiringi kisah pembaptisan Tuhan. Langit terbuka, turunnya Roh Kudus dalam rupa burung merpati dan suara surgawi yang mengatakan: Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi dan kepada-Mulah Aku berkenan. Peristiwa ini menegaskan kata-kata Yohanes. Yesus sungguh mesias yang dinantikan dan lebih berkuasa dari padanya.

Bertemu Tuhan dalam diri orang Sakit dan Lemah
Bertemu Tuhan dalam diri orang Sakit dan Lemah

Penting, untuk mengarahkan perhatian kita pada kata-kata, “kepada-Mulah Aku berkenan”. Kata-kata ini menjadi antisipasi bahwa seluruh hidup dan karya Yesus berkenan di hati Bapa. Yesus melaksanakan karya perutusan Bapa dengan taat dan setia hingga pada akhirnya. Rela mengurbankan diri-Nya di kayu salib. Dengan demikian Bapa sungguh berkenan pada orang-orang yang taat dan setia hingga pada akhirnya, demikian tulis RD. Stefanus Istoto

Apakah kita sungguh telah menghayati baptis dengan taat dan setia? Menghayati baptis berarti tetap tegar, teguh dan setia menggenggam panji semangat Kristus. Menjaga “api baptis” itu agar tetap menyalakan cinta kasih dan kebaikan dalam hidup sehari-hari. Pantang menyerah terhadap macam ragam godaan dan tantangan iman. Jika demikian niscaya hidup kita akan berkenan di hati Tuhan.

Usai Misa Kudus, Prodiakon melaksanakan tugas membawa Komuni (Sakramen Ekaristi) kepada orang-orang sakit, orangtua atau orang jompo dan tak berdaya. Dalam perjalanan, Prodiakon berdoa dan merenung Sabda Tuhan  “Apa pun yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40), “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Matius 28:19)

Kesetiaan Suami mendampingi isteri yang sakit
Kesetiaan Suami mendampingi isteri yang sakit

Perlahan-lahan, Prodiakon membuka pintu pagar dan memberi salam kepada orang sakit, orangtua jompo dan mereka yang tak bedaya. Prodiakon menyapa dan menyiapkan hati mereka. “Ternyata, orang sakit dan lemah membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita. Mereka adalah gambaran Tuhan yang membutuhkan bantuan kita. Dengan membantu mereka, kita menunjukkan kasih Tuhan. “Saya melihat Tuhan dalam diri mereka dan menghormati martabat mereka yang tak berdaya dan lemah. Mereka membutuhkan dukungan spiritual dan emosional,” ucap Prodiakon.

Perlahan-lahan, Prodiakon sekaligus Penyuluh mengajak orang sakit dan Jompo untuk berdoa. Setelah membagi Komuni Kudus, Penyuluh mengajak mereka untuk bercerita sejenak. Mendengar cerita dan perasaan mereka, sesekali Prodiakon memberikan senyum dan kasih sayang. Meningkatkan kesadaran akan kehadiran Tuhan. Membangun empati dan kasih sayang. Mengembangkan kesabaran dan ketabahan. Meningkatkan hubungan dengan Tuhan dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Tetap tersenyum walaupun sakit didampingi isteri tercinta
Tetap tersenyum walaupun sakit didampingi isteri tercinta

Akhir dari perjumpaan Prodiakon berdoa Ya Tuhan, tolonglah kami untuk melihat-Mu dalam diri orang sakit dan lemah. Berikan kami kasih sayang dan kesabaran untuk membantu mereka. Amin.

Prodiakon Paroki Santo Yohanes Pembaptis, teruslah melayani  Tuhan dengan setia dan penuh kasih.

“Semoga karya pelayananmu menjadi berkat bagi umat manusia dan masyarakat, serta memperkuat iman dan kasih sayang di antara sesama,” doa seorang Ibu kepada Prodiakon yang sedang bertugas.

“Sebab itu, saudara-saudari, berdirilah teguh dan tidak goyah, selalu bersungguh-sungguh dalam pekerjaan Tuhan, karena kamu tahu bahwa jerih payahmu tidak sia-sia di dalam Tuhan.” (1 Korintus 15:58)

Berdoa bersama Oma
Berdoa bersama Oma

Marilah kita mengenang akan pembaptisan kita masing-masing. Apakah kita sungguh telah menghayati baptis dengan taat dan setia? Menghayati baptis berarti tetap tegar, teguh dan setia menggenggam panji semangat Kristus. Menjaga “api baptis” itu agar tetap menyalakan cinta kasih dan kebaikan dalam hidup sehari-hari. Pantang menyerah terhadap macam ragam godaan dan tantangan iman. Jika demikian niscaya hidup kita akan berkenan di hati Tuhan.

Walaupun sakit, tetap setia berdoa dan menyambut Tubuh Kristus
Walaupun sakit, tetap setia berdoa dan menyambut Tubuh Kristus

Sedih melihat orang lemah, sakit dan tak berdaya. Melihat orang lemah tak berdaya memang dapat membangkitkan rasa sedih dan empati. Yang bisa dilakukan 10 Prodiakon terus berdoa bersama mereka, melayani komuni, memohon kekuatan dan kesembuhan mengajak membaca Sabda Tuhan untuk mendapatkan penghiburan dan kekuatan. Demikian refleksi Prodiakon pada Pesta Pembaptisan Tuhan. (Laurentius Reresi)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini