Roberthair Suripatty, SE.,MM, : Menarik Prospek Usaha Pengelolaan Sagu Tradisional

132
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapua.com – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Victory Sorong telah terakreditasi dan telah banyak menghasilkan sarjana berkompentensi di pelbagai bidang khususnya dunia kerja.

Demikian dikatakan Pengajar Univic, Roberthair Suripatty, SE.,MM, Dosen bidang ahli Sumber Daya Manusia kepada wartawan di lokasi PKM (18/6)

Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai Robby Suripatty, M.M., dari Univic mengatakan pihaknya bekerja bersama masyarakat setempat sebagai bentuk pengabdian dan karya nyata di wilayah Kampung Cengkeh Kelurahan Klawasi Kota Sorong, Papua Barat.

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
bersama Mahasiswa dan Dosen Pembimbing terfokus pada kegiatan masyarakat, salah satunya pengelolaan Sagu.

Pengabdian kepada masyarakat adalah bentuk karya nyata Dosen dan Mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kehidupan nyata penduduk setempat. Hasil pengabdian di wilayah Kampung Cengkeh, masih banyak penduduk asli Papua kelolah Sagu. Mereka sering menyebut Sagu atau Rumbia merupakan sejenis palma penghasil tepung sagu. Kata sagu memiliki arti ‘pati’ yang terkandung dalam batang palma sagu. Tepung Sagu ternyata adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk setempat karena menambah penghasilan keluarga.

Menurut pengamatan Robby Suripatty, Sagu di wilayah itu tumbuh sangat bagus apalagi tanah Papua pada umumnya sagu tumbuh dan berkembang dengan baik secara alami.

Terkait hal itu, sebagian masyarakat Papua menggunakannya sebagai makan pokok untuk menjadikan makanan favorit, berupa papeda
dan sagu lempeng.

Selain bahan pangan, menurut Ketua Tim Robby Suripatty, juga dapat dipergunakan berbagai keperluan, misalnya
daun atap, pelepah daun untuk dinding rumah, kulit batang kulit, batang untuk lantai dan
pucuk pohon muda untuk sayur dari hasil pengelolaan.

Ternyata banyak memberikan
kontribusi bagi masyarakat di Papua. Selain dari hasil yang didapatkan maka sebagian juga dijadikan usaha menambah penghasilan kebutuhan hidup mereka.

Salah satu tempat Pengabdian Kepada Masyarakat di Kampung Cengkeh, sebagian besar penduduk yang mendiami wilayah itu adalah masyarakat Tambrauw.

Mereka berjuang menghidupi keluarga dengan mengelolah rumbia atau sagu. Namun sumber daya manusia (SDM) sangat terbatas sehingga pendistribusian pun terhambat, ditambah akses jalan rusak, jangkauan menuju lokasi lahan sagu sangat menantang karena akses jalan dan cuaca yang berubah.

“Tidak putus-putusnya usaha ini yang dilakukan penduduk dalam memenuhi kebutuhan keluarga, diperlukan pengorbanan dalam
berusaha sekalipun banyak masalah yang dihadapi karena semua ini adalah tuntutan kelangsungan hidup keluarga,” terang Robby.

Mahasiswa PKM juga menegaskan sagu merupakan salah satu makanan pokok masyarakat di Indonesia khususnya di Papua karena memiliki nutrisi yang baik bagi tubuh. Hal ini ini karena kandungan nutrisi dalam sagu relatif lengkap.

Di dalam sagu, terdapat karbohidrat dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu, bahan ini juga memiliki protein, vitamin, dan mineral, meski jumlahnya tidak banyak.

Sagu selain sebagai makanan pokok, manfaat sagu, sebagai bahan dasar untuk memproduksi glukosa,90 persen lebih dari sagu adalah karbohidrat, maka hal tersebut sangat
Memberikan energi untuk aktivitas fisik.

“Banyaknya pemanfaatan sagu namun sebaiknya diiringi dengan pemeliharaan lingkungan yang baik, agar tanaman tersebut tetap terawat dan dapat dilestarikan karena memiliki banyak manfaat bagi bangsa Indonesia” ucap Ketua Tim PKM, Robby Suripatty. (Ren/MP)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini