
Papua Barat, Monitorpapua.com – Mencermati fenomena pro kontra kelanjutan Otonomi Khusus (Otsus) dan pemekaran yang terjadi di Provinsi Papua-Papua Barat sejak Juli 2021 sampai pada hari ini,
Saya Pastor Izaak Bame, Pastor Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong, termasuk salah satu dari sekian Orang Asli Papua terdidik yang menolak kelanjutan Otsus dan Pemekaran baik Provinsi, Kabupaten dan Kota ingin menyampaikan pendapat kepada saudara-saudara Saya, para pejabat Orang Asli Papua.
Pertama, Para Pejabat Orang Asli Papua sepertinya, tidak punya harga diri sehingga terus menjual diri dengan cara mengemis di Jakarta supaya Presiden tetap jalankan Otsus dan mekarkan DOB baik Propinsi -Kabupaten-Kota dengan menjual nama Papua ke Presiden bahwa Papua butuh pembangunan.
Namun para ‘pejabat rakus’ ini lupa bahwa mereka sedang menipu Presiden. Sayangnya lagi mereka menipu Presiden dengan penjelasan dangkal dan ulang-ulang bahkan tidak ada hal baru yang bisa tawarkan ke Presiden sebagai sebuah nilai hidup orang asli Papua.
Kedua, Persoalan Papua-Papua Barat bukan soal pembangunan tetapi soal martabat manusia yang diremehkan oleh Negara. Jadi, saya mohon saudara-saudaraku para pejabat yang rakus jabatan supaya paham, baik mengapa OAP menolak Otsus dan Pemekaran DOB di Papua-Papua Barat.
“Harga diri saya sebagai manusia Papua yang diciptakan Allah secitra dengan diri-Nya tidak bisa diukur dengan Otsus dan pemekaran DOB. Para Pejabat Orang Asli Papua yang sedang menjabat sekarang, saya harap sadar dirilah jangan jadi boneka di atas tanah ini,” tegas Izaak Bame.
“Mulai dari Gubernur Pertama Papua-Papua Barat kecuali Lukas Enembe adalah Boneka untuk Orang Maluku, Sulawesi, Jawa, Sumatra, untuk memanfaatkan jabatan Gubernur mendatangkan para penganggur dari Maluku-Sumatera untuk mengisi lowogan kerja di Papua sedangkan Orang Asli Papua jadi Pengemis di tanahnya sendiri,” katanya lagi.
Kota Madya Sorong sudah berjalan 20 tahun tapi tidak lebih dari 5 orang Asli Moi yang punya tanah menjadi Kepala Dinas. Inikah yang di maksud dengan Pemekaran? Mohon para saudaraku pejabat Orang Asli Papua jangan Gila Jabatan yang hanya 5-10 tahun korbankan sesamamu.
Ketiga, Mohon kepada saudaraku para pejabat jangan cepat-cepat ke Jakarta bertemu Presiden tapi sebaiknya bertemulah lebih dulu saudara-saudaramu Orang Asli Papua yang berseberangan pikiran terhadap Negara ini, setelah itu, silahkan bawa ke Jakarta.
Saya rasa lucu para pejabat Asli Papua ini mengabaikan pokok persoalan yang dituntut orang asli Papua, Ini dengan pergi menipu Presiden meminta kelanjutan OTSUS dan PEMEKARAN DOB Propinsi, Kabupaten, Kota. Masyarakat tujuh wilayah adat secara bulat menolak Otsus dan Pemekaran kecuali mereka yang rakus jabatan.
Persoalan pokok adalah ketidakadilan yang terjadi di Papua-Papua Barat sehingga muncul sikap tidak percaya dari rakyat orang asli Papua terhadap Pemerintah Indonesia. Saya mau sampaikan kepada para Pejabat yang rakus di Papua-Papua Barat ingat bahwa Anda tidak bisa menipu saya lagi dengan pernyataan murahan bahwa rakyat orang asli Papua butuh pembangunan.
Saya tegaskan saya butuh pengakuan sebagai manusia yang punya hak merdeka di atas tanah saya dari Sorong sampai Merauke. Mohon membaca dengan hati dan pikiran cerdas. (Izaak Bame)