SORONG, Monitorpapua.com – Civitas Akademika Universitas Nani Bili Nusantara melaksanakan kegiatan nyata di tengah Masyarakat Kabupaten Sorong. Kegiatan ini sesuai amanat Presiden RI Ir. Joko Widodo terkait Gerakan Revolusi Mental. Demikian disampaikan Irianto M. Ali, S.Pd., M.Pd., Dosen dan Peneliti dari Universitas Nani Bili Nusantara (UNBN) Sorong.
Irianto M. Ali Koordinator Gerakan Nasional Revolusi Mental mengikuti petunjuk Kementrian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan RI, agar terus melaksanakan program kerja Presiden RI terkait, Gerakan Nasional Revolusi Mental di Tanah Papua.
Kini, Irianto Ali bekerjasama dengan Kementrian Koordinator Pemberdayaan Kebudayaan Republik Indonesia serta Pemda Kabupaten Sorong untuk mencegah Stunting di kampung Maibo, distrik Aimas, Sorong, Papua Barat.
Pelaksanaan kegiatan ini, mendapat apresiasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong yang hadir di Maibo untuk melihat langsung kehidupan masyarakat.
Gerakan tersebut diharapkan dapat terus dilakukan secara merata dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia khususnya Provinsi Papua Barat.
Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental Di Kampung Maibo merupakan tindakan nyata bagi Mahasiswa UNBN mengusung tema penanggulangan stunting, aksi ini dilaksanakan Universitas Nani Bili Nusantara bersama pemerintah daerah setempat, Senin, 19 September lalu.
Menurut Irianto M. Ali, Ada sejumlah kegiatan seperti, penanaman pohon, pemeriksaan serta pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu menyusui dan balita, pemberian makanan bergizi dan aksi bersih-bersih kampung.
Ketua Tim Gerakan Nasional Revolusi Mental Universitas Nani Bili Nusantara Irianto Ali, S.Pd.,M.Pd menegaskan, gerakan nasional revolusi mental dilaksanakan di kampung Maibo Kabupaten Sorong karena kampung itu memiliki angka stuntting tertinggi di kabupaten Sorong.
Sasaran tersebut sesuai misi yang diemban Perguruan Tinggi dalam melaksanakan gerakan nasional revolusi mental yaitu pengentasan buta aksara dan pencegahan stunting
Kampung Maibo berada di kawasan Klalin-4 dihuni kurang lebih 68 kepala keluarga yang terdiri dari 280 jiwa.
Penduduk kampung ini sebelumnya direlokasi dari seputaran bandara DEO Kota Sorong.
Mata pencaharian utama warga kampung adalah buruh kasar, penggali batu karang, serta nelayan.
Kondisi lingkungan pemukiman warga yang kurang memadai karena tidak terdapatnya sarana MCK secara layak, terbatasnya sumber air bersih, serta faktor ekonomi menjadi penyebab tingginya angka stunting di kampung tersebut. (*/Ren/Siska Gurning)