SORONG, Monitorpapua.com – Aparat Keamanan lamban menjaga dan mengamankan Bandara Domini Edward Osok ( DEO) Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Akibatnya, puluhan massa pemdemo memporakporandakan Bandara DEO, Senin (19/8).
Mereka melempari kaca-kaca Bandara dan membakar sejumlah kendaraan Dinas, kendaraan pribadi serta kendaraan milik Polri. Massa berkendaraan roda dua memasuki ruang tungggu bandara DEO dan merusak sejumlah fasilitas negara.
Para penumpang berhamburan keluar Bandara dan meminta Pertolongan. Namun pihak aparat keamanan tidak sempat memantau dan mengamankan Bandara DEO. Alhasil, masing-masing penumpang lari menyelamatkan diri. Sebagian penumpang memasuki maskapai penerbangan. Sebagian lagi meninggalkan barang bawaannya dan menyelamatkan diri.
Wartawan Monitorpapua.com mencoba mengabadikan gambar dan info terkait pelemparan dan pengrusakan fasilitas negara.
Sejumlah orang telah merusak Bandara DEO. Tak lama berselang, pihak aparat keamanan menduduki Bandara DEO. Para perusuh meninggalkan Bandara DEO dan membakar ban-ban bekas di jalan protokol Kota Sorong.
Massa memprotes insiden kekerasan dan pengusiran mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jumat(16/08) lalu. Sejumlah ruas jalan di Kota Sorong diblokade massa yang berdemonstrasi, Senin(19/8), pukul 14.150 WIT.
Sangat disesali tindakan bernuansa rasisme oleh oknum warga Surabaya dan Kota Malang terhadap puluhan mahasiswa Papua bernuansa Rasisme. Hal ini membuat sikap Sokidaritas ribuan massa di Jayapura, Manokwari dan Sorong semakin sesal dan tak bisa dibendung kemarahannya Jalan Basuki Rahmat menuju Km 12 diblokade massa yang mengakibatkan aktivitas masyarakat maupun arus lalu lintas lumpuh total.
Warga juga menebang pohon dan membakar ban di jalan Sejumlah kendaraan umum ikut dibakar massa dan juga fasilitas umum rusak.
Aparat Kepolisian Kota Sorong terus berjaga-jaga dan mengendalikan situasi dengan pendekatan kekeluargaan. Massa meminta pemerintah secepatnya menyelesaikan permasalahan Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Sebelumnya Gubernur Papua Lukas Enembe angkat bicara terkait persekusi mahasiswa asal Papua di tiga kota yakni Malang, Surabaya dan Semarang yang berlangsung Jumat-Minggu (16-18/08/2019).
“Pemerintah Provinsi Papua menyatakan empati dan prihatin atas insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Kota Semarang dan Kota Malang yang berakibat adanya penangkapan dan atau pengosongan Asrama Mahasiswa Papua di Kota Surabaya oleh aparat keamanan,” kata Lukas dalam keterangan tertulis, Minggu (18/8/2019).
Persekusi dan kekerasan yang dialami mahasiswa asal Papua pada tiga kota tersebut bertepatan dengan momentum HUT RI ke-74.
“Pemerintah Provinsi Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proporsional, profesional dan berkeadilan,” lanjut dia. Mereka mengekspresikan kemarahannya dengan memblokade jalan.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan, tidak ada satupun pejabat maupun aparat keamanan di Surabaya yang melakukan pengusiran dan penghinaan terhadap mahasiswa Papua.
Walikota Surabaya juga meminta kalau ada kesalahan kami di Surabaya, saya mohon maaf tapi tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir tidak ada itu,” ungkapnya.
Wartawan Monitorpapua.com berusaha mengindari amukan massa dan tiba di Bandara DEO, Senin (19/8) pukul 16.15 namun kondisi Bandara DEO juga mencekam namun sampai tujuan dengan selamat mengadakan perjalanan penerbangan ke Kota Manado untuk agenda penting. (REN/SOTER/PURBA H/IWO)