SORONG, Monitorpapua.com – Pancasila Harapan dan Kenyataan Bagi Orang Asli Papua. Sebuah tinjauan Pastor Izaak Bame, Pr, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK), Keuskupan Manokwari Sorong. Salam (RED-MP) Ditegaskan, Hari ini Senin, 01 Juni 2020 seluruh Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memperingati hari lahirnya “PANCASILA” yang dirumuskan oleh Ir.Soekarno saat menyampaikan pidato sebagai pikirannya tentang Dasar Negara.
Pidato itu kemudian dikonkritkan oleh Panitia. Dari konsep Ir. Soekarno memunculkan PANCASILA sebagai Dasar Negara. Karena Ir. Soekarno memahami situasi Indonesia secara baik, demi Indonesia yang Satu maka PANCASILA sebagai pengikatnya. Indonesia yang satu menurut konsep awal perumusan PANCASILA yaitu dari Aceh sampai Maluku, Borneo sampai Java dan Kepulauan Nusa Tenggara Timur-Barat seluruh Sulawesi lalu PAPUA dimana ? Papua bukan bagian yang menjadi satu dengan Indonesia.
Maka hari ini diperingati 75 tahun lahirnya PANCASILA di seluruh di seluruh Indonesia kecuali Papua. Karena memang Papua tidak ada urusan dengan “PANCASILA” mengapa setelah 17 tahun barulah PANCASILA dipaksa ke Orang Asli Papua untuk menerima dan mengakuinya sebagai Dasar Negara.
Jadi, sebenarnya untuk memperingati hari lahir PANCASILA bagi rakyat Papua harusnya 01 Mei bukan 01 Juni. Alasannya sederhana saja, PANCASILA baru tiba di Tanah Papua 01 MEI 1963, hanya orang bodoh saja yang mengatakan 01 Juni sebagai hari lahirnya PANCASILA bagi ORANG ASLI PAPUA.
Pancasila yang dijanjikan Ir. Soekarno kepada Orang Asli Papua antara lain SILAS PAPARE, MARTHEN INDEY, FRANS KAISEPO, RAMSES OHE adalah PANCASILA yang penuh dengan niat jahat. Harapan dari berapa tokoh Orang Asli Papua yang sempat saya sebutkan kemudian menjadi BONEKA untuk kepentingan NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Berapa tokoh Orang Asli Papua itu tidak mampu membendung sikap dan gaya hidup yang suka menguasai dan merampas hak Orang Asli Papua dari banyak aspek hidup.
Berapa tokoh Orang Asli Papua tidak mampu menjaga hak hidup orang Asli Papua yang dirampas. Terhitung dari 01 Mei 1963-01 Juni 2020 banyak Orang Asli Papua terbunuh oleh karena demi Pancasila. Sekian hektar tanah dirampas demi Pancasila secara dekat bisa kita lihat di kota dan Kabupaten Sorong, Orang Asli Moi kehilangan tanah dan dusun sagunya hanya demi PANCASILA.
Akhirnya, pertanyaan dalam diri saya PANCASILA yang tujuan untuk membuat manusia sebagai warga negara menjadi SATU ternyata hanya kata-kata belaka karena faktanya demi dan atas nama Pancasila bisa lakukan kejahatan bagi Orang Asli Papua. Maka bagi Orang Asli Papua PANCASILA yang sebenarnya sebagai Alat Pemersatu ternyata merupakan harapan yang tidak terwujud dalam hidup sebagai warga Negara Republik Indonesia karena kenyataannha PANCASILA membuat hati luka dan tangisan serta harapan
harapan bagi Orang Asli Papua.
Salam PANCASILA, dari Kota Sorong Klasaman, Papua Barat, 01 JUNI 2020, Pastor Izaak Bame, Pr, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK), Keuskupan Manokwari Sorong. Salam (RED-MP)