Pastor Izaak Bame, PR : “Umat Katolik Harus Renungkan Makna Perayaan Minggu Palem”

679
Petugas Liturgi Gereja Katolik St. Yoh Pembaptis Bersama Pastor Izaak Bame, PR. dan anak-anak Misdinar
- Iklan Berita 1 -

Monitorpapua.com, Sorong – Pastor Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman, Keuskupan Manokwari Sorong, P. Izaak Bame, PR memimpin Misa Minggu Pondok Daun atau lebih dikenal Minggu Palem dimulai dengan pemberkatan daun-daun Palma di halaman TK Santa Elisabeth, Klasaman, Km 14 Kota Sorong, Minggu, (25/3) dihadiri ribuan umat Katolik.

Sebelum prosesi menuju Gereja Santo Yohanes Pembaptis, Pastor Izaak Bame dalam khotbah singkatnya mengajak umat Katolik untuk merefleksikan makna perayaan Minggu Palem ini untuk kehidupan sehari-hari.

Pastor Izaak mengatakan Minggu Palem adalah peringatan peristiwa penting, Yesus memasuki Kota Yerusalem. Ia menunggangi seekor keledai bukan menumpangi mobil mewah. Ia disambut rakyatnya penuh sorak-sorai dengan daun bukan dengan pengalungan sebelum Dia disalibkan, wafat, dan bangkit pada hari ketiga.

Selain itu, Pastor Izaak mengajak umat untuk mengerti penyebutan Palma atau Palem merujuk pada Injil Yohanes (12:13). ”Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia ”.  Menurut Tradisi Gereja Katolik, sebuah tanda besar memperingati peristiwa Minggu Palem, sebelum memasuki Pekan Suci sengsara wafat dan kebangkitan Tuhan,” terang Pastor dari Keuskupan Manokwari Sorong.

Prosesi Perarakan Daun Palem

Lebih lanjut kata Pastor Izaak Bame, masuknya Yesus ke kota Yerusalem dengan Kemuliaan-Nya, mendapat sambutan gembira dari rakyat, tetapi Yesus sendiri memilih keledai kesayangan raja kaum miskin dan rendah hati. “Yesus tidak menggunakan pengacara untuk mendampingiNya tetapi hanya dengan seekor keledai. Pada hal semua orang berharap datang seorang Raja besar yang bisa membebaskan mereka dari penderitaan, namun yang datang adalah Yesus, Sang Raja Sejati hanya menumpangi seekor keledai,” terang Pastor.

Prosesi perarakan daun Palem diiringi lagu-lagu Madah Bakti yang dipandu umat Katolik Stasi Klagana menuju ruang Gereja Paroki Santo Yohanes Pembaptis. Umat melambai-lambai daun Palem menyambut kedatangan Tuhan.

Ternyata, Misa Minggu Palem berlangsung dengan khidmat, lancar dan sakral. Petugas Passio (kisah sengsara dengan lagu Gregorian) membawakananya dengan khidmat. Toni Tahu berperan sebagai Pengisah, Yosep Bob berperan sebagai Rasul, Laurent Reresi berperan sebagai Pilatus, Marudut Purba berperan sebagai Yesus dipandu OMK ‘Salib Suci sebagai Maria, rakyat dan lain-lain.

Pastor Izaak berkesempatan untuk berkotbah lagi. Ia mengajak umat Paroki Santo Yohanes Pembaptis untuk merenungkan arti penting pengorbanan Yesus di kayu salib, menebus dosa manusia. “Yesus wafat di Salib bukan dalam peti. Apa arti Salib bagi kita umat Katolik?,” tanya Pastor. Salib adalah berkat, Salib Tuhan adalah Kemenangan atas dosa-dosa umat manusia,” papar Izaak.

“Mendengar kisah sengsara Tuhan Yesus harus dihayati umat. Peristiwa penyelamatan Yesus Kristus, mulai dari memasuki gerbang Yerusalem, hingga wafat di Kayu Salib. Ia meninggalkan Ke-Allahan-Nya, menjadi manusia wafat dan bangkit kembali. Semua itu dilakukan untuk menebus dosa kita  umat manusia agar kita manusia memperoleh keselamatan kekal,”ungkap Pastor Izaak.

Jadi, tambah Izaak, kita yang berkumpul di seputar Altar ini jangan tidur saat mendengar kisah sengsara Tuhan tetapi mendengar, menghayati dan melaksanakan perintah Tuhan dalam kehidupan nyata,” ujar Pastor Izaak Bame.

Misa Minggu Palem berlangsung dengan tertib dan lancar. Ribuan Umat Katolik di Paroki Santo Yohanes Pembaptis mengikuti Misa Kudus dengan baik dan Sakral. (Laurent R/Siska Gurning)

1 KOMENTAR

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini