SORONG, Monitorpapua.com.- Tumpukan sampah menghambat aliran air dan membusuk di sejumlah titik sentral kota Sorong. Pasukan Orange atau tenaga kebersihan Kota Sorong terus bekerja keras membersihkan dan menjaga kebersihan kota Sorong dan sekitarnya.
Mereka nampak semangat namun sering menggelengkan kepala karena perilaku warga kota Sorong yang sesuka hati membuang sampah tidak pada tempatnya.
Hari demi hari mereka harus melakukan pembersihan selokan dan parit. Kali ini di sepanjang Jalan Sungai Maruni Kilometer 10, tepatnya di depan SMA Negeri 2 Kota Sorong hingga ke arah Jalan Sungai Maruni dan sekitarnya.
Lokasi tersebut menjadi titik fokus kegiatan pasukan kebersihan. Betapa tidak, daerah ini sering menjadi langganan rawan banjir. Tumpukan sampah plastik dan limbah rumah tangga yang menyumbat aliran air menjadi penyebab utama genangan di kawasan itu.
Mereka harus rutin melakukan pembersihan agar memperlancar aliran air dan mencegah banjir.
Di sela kegiatan, Direktur PT Bangun Indah Malamoi (BMI), Jhon H. Malibela, turut memantau langsung lokasi kerja, mengatakan area rawan banjir seperti di Sungai Maruni harus menjadi prioritas utama dalam program kebersihan kota.
“Lokasi-lokasi yang rawan banjir harus menjadi perhatian utama masyarakat kota Sorong untuk menjaga kebersihan. Selokan di wilayah ini sering tersumbat oleh sampah plastik dan limbah lain sehingga air tidak bisa mengalir dengan baik. Tim kebersihan kami memusatkan perhatian di sini agar Kota Sorong terhindar dari banjir. Semoga Kota Sorong bebas banjir, masyarakat hidup aman dan tentram,” ucap Jhon Malibela sembari berdoa kepada Tuhan.
Aktivis yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh Cipayung Plus Sorong ini turut mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke dalam parit atau selokan.
“Kami mengajak seluruh warga Kota Sorong untuk menjaga kebersihan lingkungan. Jangan membuang sampah sembarangan. Ini bagian dari upaya bersama mendukung visi dan misi Walikota Sorong agar kota ini ke depan menjadi lebih bersih dan tidak lagi dijuluki sebagai kota terkotor di Tanah Papua maupun Indonesia,” ucap Jhon Malibela. (Stevi)