SORONG, Monitorpapua.com – RD. Izaak Bame, seorang Pastor Katolik asli Papua mengirim surat terbuka kepada Pemerintah RI terkait jati diri rakyat asli Papua yang tidak membutuhkan pemekaran. Tembusan Surat ini dikirimnya ke Redaksi www.monitorpapua.com
Kepada Yth.
1. Ketua DPR RI.
2. Ketua MPR RI.
3. Mentri Dalam Negeri (Tito Carnavian).
4. Anggota DPD RI-DPR RI utusan Daerah Pemilihan Papua dan Papua Barat di Jakarta.
Dengan hormat. Lewat surat ini izinkan Saya Pastor Izaak Bame, Pastor Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong Papua Barat menyampaikan pikiran terkait rencana ‘Pemekaran Provinsi Papua dan Papua Barat’.
Pikiran saya sebagai berikut: Pertama, Saya bersama seluruh Rakyat Kecil Asli Papua (Orang Asli Papua/OAP) sudah jelas dan tegas menolak Pemekaran dan kelanjutan otsus di Tanah Papua lewat Majelis Rakyat Papua (MRP).
“Saya amat heran bahwa sikap tegas dan jelas rakyat asli Papua itu ditanggapi DPR RI-MPRI-Mentri Dalam Negeri dan Anggota DPD RI-DPR RI utusan daerah Pemilihan Papua dan Papua Barat dengan memberikan pemekaran dan kelanjutan otsus.
Ternyata Ketua DPR RI-Ketua MPR RI, Mentri Dalam Negeri dan Anggota DPD RI-DPR RI utusan daerah Pemilihan Papua dan Papua Barat memang buta dan tuli sehingga tidak bisa mendengar dan melihat sikap OAP menolak Pemekaran dan Otsus.
Kedua, Saya kuatir satu keputusan yang diputuskan berdasarkan buta dan tuli hasilnya akan sama seperti sekarang atau akan lebih buruk lagi.
Ketiga, Hal yang dilakukan berdasarkan buta dan tuli pasti tidak akan diselesaikan secara baik dan bertanggung jawab
Keempat, Propinsi Papua Barat yang dimekarkan pada masa Megawati sebagai Presiden 1999-2004 tidak memberi dampak positif bagi hidup OAP tapi membawa banyak masalah bagi OAP.
Kelima, Saya mohon kepada Ketua DPR RI, Ketua MPR RI, Mentri Dalam Negeri dan Anggota DPD RI-DPR RI utusan daerah Pemilihan Papua dan papua Barat supaya urungkan nafsu kalian untuk memekarkan provinsi dan kalian selesaikan dulu empat masalah pokok yang sudah disampaikan LIPI berapa tahun silam.
Apabila empat masalah pokok itu tidak diselesaikan maka usaha pemekaran dan perpanjangan otsus akan menambah kasus baru bagi rakyat Indonesia dan OAP.
Keenam, Saya sampaikan secara terbuka kepada Ketua DPR RI, MPR RI, Mentri Dalam Negeri, dan Anggota DPR RI-DPR RI utusan daerah pemilihan Papua dan Papua Barat bahwa saya bersama seluruh Rakyat Asli Papua dari Sorong sampai Merauke tidak minta pemekaran dan perpanjangan Otsus, kami hanya minta satu ‘PAPUA MERDEKA seperti Indonesia dan Timur Leste maka kita akan hidup berdampingan sebagai manusia yang memiliki sebuah bangsa merdeka mengedepankan nilai-nilai kehidupan.
Tidak ada alasan untuk BANGSA INDONESIA mengatakan NKRI HARGA MATI karena NKRI dan PAPUA masih bersama di atas muka bumi yang terbuka untuk bisa membuat pilihan-pilihan bebas untuk menentukkan arah hidup sebagai manusia. Demikian pendapat saya untuk kebaikan manusia baik Papua maupun pendatang Papua
“Saya tidak Butuh Pemekaran Propinsi, saya Butuh Dihargai”. salam. (**)