
AIMAS, Monitorpapua.com.- Mahasiswa UNBN Fakultas Ilmu Sosial dan Keguruan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) mengubah sampah plastik dan karton menjadi karya seni bernilai. Mereka memungut sampah dan membawanya ke kampus untuk mendaur ulang sampah tersebut menjadi hasil karya seni.
Dosen Pembimbing Laurentius Reresi mengubah pola pikir mahasiswa untuk melihat kenyataan Kota dan Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya dipenuhi sampah plastik dan karton berserahkan di mana-mana menjadi perhatian mahasiswa agar tidak membuang sampah sembarangan sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitarnya dengan membuang sampah pada tempatnya.

Sekelompok mahasiswa PGSD mulai merasa khawatir dengan masa depan lingkungan. Mereka merasa peduli dan resah yang mendalam sehingga lahir ide-ide kreatif mengubah sampah menjadi karya seni bernilai di Kampus UNBN Sorong. Program ini dilaksanakan mahasiswa PGSD Semester IV menjadi wujud nyata kepedulian mereka untuk mengubah masalah sampah plastik dan karton menjadi solusi yang lebih bermakna sekaligus karya seni yang bernilai.
Melalui program kerja dan perkulihaan ini, para mahasiswa PGSD Semester IV tampil professional sebagai calon pendidik, menyiapkan diri untuk melakukan praktek kerja nyata di sekolah-sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.
“Kami mahasiswa PGSD Sementer IV ini mendaur ulang botol plastik bekas dan karton bekas yang dipungutnya dari tempat-tempat sampah dan menjadikannya sebagai hasil karya seni yang sangat unik. Botol plastic ini kami ubah menjadi bunga-bunga hias yang cantik, sementara gelas plastik bekas disusun menjadi rangkaian yang menarik,” ucap Koce dan Oca mahasiswa PGSD.
“Kami juga ingin menunjukkan bahwa sampah plastik bisa disulap menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat. Dengan mengubah botol plastik menjadi pot tanaman, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga mendorong gaya hidup yang lebih ramah lingkungan,” ucap Lin dan Vivi.
“Kami juga memanfaatkan barang bekas yang telah dikumpulkan sebelumnya agar tidak dibuang menjadi sampah yaitu koran, kardus, lem, lidi, dan botol plastik. Salah satu tujuan kami mengadakan kegiatan tersebut adalah agar tumbuh kesadaran terhadap lingkungan dan tumbuh jiwa berwirausaha sejak dini,” terang Hermina Ketua kelompok II
“Tidak sedikit dari masyarakat kota dan kabupaten Sorong yang kurang menyadari nilai ekonomis dari sampah. Sampah sering diabaikan begitu saja tanpa memilah terlebih dahulu mana sampah organik, anorganik, B3, maupun residu,” terang Dosen Pembimbing.

Hal ini karena berbagai faktor alasan seperti kotor, jijik, bauh sehingga masyarakat berpikiran untuk langsung membuangnya. Selanjutnya yaitu perilaku malas, karena untuk mendapatkan nilai ekonomis dari sampah, masyarakat dituntut untuk tekun memilah dan membersihkan sampah namun membutuhkan waktu.
Namun semua itu dapat diatasi apabila masyarakat membiasakan diri untuk melakukan pemilahan sampah tersebut. Kunci dari segala kunci adalah disiplin, apabila telah terbiasa dengan kegiatan ini, masyarakat tidak akan merasakan terbebani dan tidak merasa sungkan memungut sampah lalu membuangnya pada tempatnya. Bila dirasa bernilai, boleh didaur ulang menjadi barang ekonomis sebagaimana dilakukan para mahasiswa PGSD UNBN Sorong. Mari bergabung dengan mahasiswa PGSD,” ajak dan terang Dosen Pengampu pada akhir perkuliahan di Kampus. (Laurent R).