
SORONG, Monitorpapua.com.- Komunitas Awam SVD atau disingkat Soverdia bersama Orang Muda dari Paroki Emaus Kota Sorong mengunjungi warga binaan Katolik melewati pintu dan tralis besi yang baru dan dijaga ketat para petugas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sorong, Minggu 16 Maret 2025.
Komunitas ini didampingi Pastor Paroki, P. Martin, OSA, Penyuluh ASN dan Kepala Seksi Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Ledy Yuliet Yudit Ohoilulin, S.Ag., Kehadiran dua komunitas untuk merayakan Ekaristi Kudus di Gereja Lembaga Pemasyarakatan yang dipersembahkan Pastor Martin, OSA.

Sebanyak 30 orang dari dua komunitas itu memasuki gedung gereja duduk bersama 50 orang warga binaan untuk merayakan Misa Kudus. “Kami barusan pertama kali masuk di Lembaga Pemasyarakatan ini,” ujar Komunitas Soverdia.
Pastor Martin OSA dalam khotbahnya mengatakan Yesus dimuliakan di atas gunung. Kisah ini lazim disebut transfigurasi. Peristiwa pemuliaan di gunung ini juga menegaskan dua pesan keutamaan. Pertama, Yesus sungguh anak Allah yang dikasihi Bapa. Kedua, perintah kepada para murid agar mendegarkan Dia. “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Transfigurasi juga mengukuhkan iman tiga murid-Nya yang menyaksikan peristiwa tersebut. (Lukas 9:28-36)
Yesus menyertakan ketiga murid terdekatnya, Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk naik ke sebuah gunung dan berdoa. Wajah Yesus berubah menjadi bersinar dan berpakaian putih berkilau-kilauan. Di samping kanan dan kirinya ada nabi Musa dan nabi Elia.

“Peristiwa yang sungguh istimewa. Petrus dan teman-temannya ‘tertidur’ saat peristiwa ini terjadi. Jelas sekali, mereka tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh Yesus, Musa dan Elia. Tentu, mereka berbicara tentang kelanjutan perutusan Yesus menuju Yerusalem, tempat sengsara dan wafat-Nya.
Ketika bangun, Petrus merasakan betapa indahnya tempat itu. Maka ia berkeinginan untuk tetap tinggal di atas gunung dan membangun tiga kemah, untuk Yesus, Musa dan Elia.
Peristiwa tertidurnya Petrus dan kawan-kawannya menggambarkan mereka kurang setia dan tak memiliki jiwa bermatiraga. Mereka kalah dengan tantangan dan putus asa dengan kesulitan hidup.

“Mari, sebagai warga binaan, kita menyerahkan hidup kepada Tuhan. Peristiwa Transfigurasi ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Mari menyerahkan hidup kepada Tuhan, berdoa dan rayakan Ekaristi setiap Minggu di tempat ini. Mengubah perilaku dan belajar dari Yesus Sang Guru sejati yang adalah Allah,” ajak Pastor Martin, OSA.
Pastor Martin, OSA menambahkan perintah yang sama kini tertuju kepada kita semua yang hadir dalam perayaan Ekaristi ini. Kita harus mendengarkan Tuhan melalui sabda kudus-Nya dan peristiwa hidup sehari-hari. Mendengarkan Tuhan dengan melibatkan kehendak, budi dan hati serta melaksanakan Sabda Tuhan dalam hidup setiap hari.

Usai Perayaan Misa Kudus, dua komunitas ini menyiapkan makanan dan minuman untuk disantap bersama. Selain itu, Komunitas ini juga membagikan sabun mandi, rinso, sikat gigi, pepsoden kepada warga semua warga binaan baik Katolik maupun beragama lain yang berdatangan ke ruang Gereja.
Para warga Binaan Katolik mengucapkan terima kasih atas kunjungan Soverdia dan OMK Paroki Emaus serta Pastor Paroki bersama Ibu Kepala Seksi dan Penyuluh. “Terima kasih atas kunjungan dan perhatian untuk kami warga binaan di Lapas ini. Harapan kami, semoga umat Paroki lain juga dapat mengunjungi kami berdoa bersama di Lembaga Pemasyarakatan Sorong,” pintah para warga binaan. (Ren)