SORONG, Monitorpapua.com – Saya Pastor Izaak Bame, Pr, Pastor Asli Papua dari Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong
Terkait hal itu, Apa yang disampaikan oleh PGI itu yang juga menjadi harapan saya, saya mohon kepada Ketua DPR RI supaya menghormati HUKUM dan juga menghormati HAK ORANG-RAKYAT ASLI PAPUA.
Jangan hanya mendengar suara dari PARA PEMABUK JABATAN terutama para BUPATI yang selama ini tidak bertanģgung jawab mengurus masyarakat Asli Papua di Kabupatennya secara bertanggung jawab dan bermatabat. Lebih baik BATAL hasil BALEG itu sampai Pemerintah sungguh menyelesaikan sejumlah masalah yang terjadi di PAPUA-PAPUA”
Sangat Mendukung PIKIRAN PGI”. Saya Pastor Izaak Bame, Pr, Pastor Asli Papua dari Gereja KATOLIK Keuskupan Manokwari -Sorong Propinsi Papua Barat ” SANGAT MENDUKUNG PENDAPAT DARI PGI ” terkait pemekaran tiga Propinsi di Papua yang telah disetujui oleh BALEG DPR RI Komisi II pada 6 April 2022.
Apa yang disampaikan oleh PGI itu yang juga menjadi harapan saya, saya mohon kepada Ketua DPR RI supaya menghormati HUKUM dan juga menghormati HAK ORANG-RAKYAT ASLI PAPUA, jangan hanya mendengar suara dari PARA PEMABUK JABATAN tetutama para BUPATI yang selama ini tidak bertanģgung jawab mengurus masyarakat Asli Papua di Kabupatennya secara bertanggung jawab dan bermatabat.
Lebih baik BATAL hasil BALEG itu sampai Pemerintah sungguh menyelesaikan sejumlah masalah yang terjadi di PAPUA-PAPUA BARAT ini secara bermartabat barulah dipikirkan ULANG terkait pemekaran entah Propinsi-Kabupaten-Kota ditanah Papua. Saya amat yakin bahwa bila tetap DPR RI Komisi II terus memaksakan PIKIRAN mereka maka akan terjadi KONFLIK yang tidak bisa dihindari di Tanah Papua.
Kepada Presiden Republik Indonesia mohon jangan dengar BIN, POKJA, MENDAGRI dan para PEMABUK JABATAN dari Papua dan Papua Barat yang ke Jakarta bicara tidak berdasarkan Fakta.
Fakta lapangan menujukkan bahwa SELURUH RAKYfAT ASLI PAPUA-PAPUA BARAT menolak PEMEKARAN PROPINSI-KABUPATEN-KOTA DI TANAH PAPUA dengan 1000 macam alasan. Salah satu alasan yang KUAT yaitu jangan MENGABAIKAN HAK KAMI SEBAGAI MASYARAKAT ASLI PAPUA. Hal ini sudah terbukti bahwa HAK ORANG-MASYARAKAT ASLI PAPUA dalam hidup bermasyarakat di bidang POLITIK-EKONOMI diambil oleh para IMIGRAN DARI SUMATRA-JAWA-MALUKU -SULAWESI tanpa MERASA MALU.
Saya berpendapat HAK HIDUP ORANG ASLI PAPUA DIABAIKAN lalu dipaksakan PEMEKARAN.
Saya amat menyesal bahwa para peserta rapat BALEG komisi.II. DPR RI yang membahas rancangan Undang-undang terkait Pemekaran tiga propinsi Baru di Papua tidak ada SATU Orang pun yang melihat akibat dari PEMEKARAN ini bagi HAK HIDUP ORANG-MASYARAKAT ASLI PAPUA diatas tanahnya. Sekali lagi saya mohon kepada ketua Komisi.II.
DPR RI supaya gunakan HATI NURANI untuk berbicara tentang masa depan Bangsa Indonesia ini termasuk PEMEKARAN bagi Papua -Papua Barat dengan bertanggung jawab. Saya amat ragu bahwa dengan PEMEKARAN meningkatkan Kesejahteran Masyarakat Asli Papua . Hal ini amat terbukti bahwa dengan Otonomi khusus dan Pemekaran Propinsi Papua Barat tidak memberi manfaat apa pun bagi Rakyat Asli Papua.
Dari seluruh tulisan ini SAYA SANGAT SEPENDAPAT dengan PENDAPAT DARI PGI bahwa sebaiknya PEMEKARAN TIGA PROPINSI BARU di Propinsi Papua SUPAYA DIBATALKAN . Demikian pendapat saya tentunya pendapat pribadi bukan mewakili pendapat pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Manokwari- Sorong.UA BARAT ini secara bermartabat barulah dipikirkan ULANG terkait pemekaran entah Propinsi-Kabupaten-Kota ditanah Papua.
Saya amat yakin bahwa bila tetap DPR RI Komisi.II. terus memaksakan PIKIRAN mereka maka akan terjadi KONFLIK yang tidak bisa dihindari ditanah Papua. Kepada Presiden Republik Indonesia mohon jangan dengar BIN, POKJA, MENDAGRI dan para PEMABUK JABATAN dari Papua dan Papua Barat yang ke Jakarta bicara tidak berdasarkan Fakta.
Fakta lapangan menujukkan bahwa SELURUH RAKYfAT ASLI PAPUA-PAPUA BARAT menolak PEMEKARAN PROPINSI-KABUPATEN-KOTA DITANAH PAPUA dengan 1000 macam alasan. Salah satu alasan yang KUAT yaitu jangan MENGABAIKAN HAK KAMI SEBAGAI MASYARAKAT ASLI PAPUA.Hal ini sudah terbukti bahwa HAK ORANG-MASYARAKAT ASLI PAPUA dalam hidup bermasyarakat di bidang POLITIK-EKONOMI diambil oleh para IMIGRAN DARI SUMATRA-JAWA-MALUKU -SULAWESI tanpa MERASA MALU.
Saya berpendapat HAK HIDUP ORANG ASLI PAPUA DIABAIKAN lalu dipaksakan PEMEKARAN. Saya amat menyesal bahwa para peserta rapat BALEG komisi.II. DPR RI yang membahas rancangan Undang-undang terkait Pemekaran tiga propinsi Baru di Papua tidak ada SATU Orang pun yang melihat akibat dari PEMEKARAN ini bagi HAK HIDUP ORANG-MASYARAKAT ASLI PAPUA diatas tanahnya.
Sekali lagi saya mohon kepada ketua Komisi.II. DPR RI supaya gunakan HATI NURANI untuk berbicara tentang masa depan Bangsa Indonesia ini termasuk PEMEKARAN bagi Papua -Papua Barat dengan bertanggung jawab.
Saya amat ragu bahwa dengan PEMEKARAN meningkatkan Kesejahteran Masyarakat Asli Papua .
Hal ini amat tetbukti bahwa dengan Otonomi khusus dan Pemekaran Propinsi Papua Barat tidak memberi manfaat apa pun bagi Rakyat Asli Papu. Dari seluruh tulisan ini SAYA SANGAT SEPENDAPAT dengan PENDAPAT DARI PGI bahwa sebaiknya PEMEKARAN TIGA PROPINSI BARU di Propinsi Papua SUPAYA DIBATALKAN .
Demikian pendapat saya tentunya pendapat pribadi bukan mewakili pendapat pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong. (IB)