12 Tahun Paroki Santo Yohanes Pembaptis Berdiri, Jadilah Saksi Kebenaran

450
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapua.com – Perayaan pesta pelindung Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong sangat sederhana dirayakan dalam Misa Syukur dipimpin Pastor Paroki P. Izaak Bame, Pr. Dihadiri Dewan Pastoral Paroki, Ketua-Ketua Lingkungan, Ketua Ibu-Ibu Paroki, Ketua Orang Muda Katolik (OMK) dan Ketua Sekami. Rabu 24 Juni 2020, pukul 17.00 Wit.

Dalam khotbahnya, Pastor Izaak Bame menuturkan kehidupan dan kejujuran hati Yohanes Pembaptis maka harus menjadi teladan bagi Umat Paroki.

Yohanes yang berarti Allah yang Berbelas Kasih. Mari kita lihat Injil Lukas 1:57-66) “Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. (Luk 1:57,59-60, 62-63)

Pastor Paroki Izaak Bame, dalam khotbahnya mengajak umat beriman Paroķi Santo Yohanes Pembaptis untuk menghayati pesan Injil dan merayakan pesta kelahiran Yohanes Pembaptis dengan penuh kegembiraan walaupun masih diliputi pandemi covid 19.

Bahkan Pastor Paroki menuturkan perjalanan hidup umat Katolik membangun iman Kekatolikan di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman penuh dengan tantangan maka itu adalah bagian cerminan hidup Yohanes Pembaptis. Terkait Injil hari ini, Pastor meminta kepada semua umat untuk terus mewartakan kebenaran iman Katolik ke seluruh dunia khususnya di Tanah Papua sebagaimana Yohanes Pembaptis berani bersaksi tentang kebenaran itu.

“Anak-anak perintis misi di Tanah Papua, jangan gentar melawan kejahatan, jangan takut membela kebenaran sebagaimana Yohanes Pembaptis yang hidup 2020 tahun lalu bersaksi tentang kebenaran di hadapan Herodes,” ajak Pastor Izaak Bame.

“Kita juga harus yakin bahwa karya belaskasih Allah tidak hanya terjadi di masa lampau tetapi juga terjadi di masa kini. Kita sebagai Gereja yang merayakan kelahiran Yohanes harus bisa mencontohi hidupnya. Ia mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Kelahiran Yohanes Pembaptis menyertakan peristiwa iman yang istimewa bagi kita. Elisabeth yang sudah lanjut usia dinyatakan mandul, ternyata melahirkan Yohanes. Inilah bentuk karya belas kasih Allah sehingga “Yohanes berarti Allah berbelas kasih”. Karya mujizat Allah bukan merupakan kisah masa lampau tetapi juga tetap berlangsung sampai saat ini,” terang Izaak Bame.

Lebih lanjut kata Pastor Izaak Bame, kehidupan Yohanes yang sangat sederhana hidup mengembara, pakaiannya kulit binatang dan makannya madu hutan menggambarkan siapa Yohanes itu. Ternyata Yohanes
memiliki hati yang lembut dan rendah hati.

Terbukti ketika orang pada jamannya menanyakan apakah dirinya Mesias, dengan jujur dan rendah hati Yohanes mengatakan membungkuk untuk membuka tali kasut-Nya pun tidak layak. Ia tidak memanfaatkan kesempatan. Tetapi Ia bersaksi tentang kebenaran kedatangan Isa Almasih.

Yohanes mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Sebagai seorang nabi, ia menjalankan fungsi kenabiannya dengan tegas dan lugas, menegur yang salah dan meluruskan yang bengkok. Hal ini harus dimiliki umat Katolik di Paroki ini,” ajak Pastor.

Bahkan kata Pastor sesuai isi Injil, teguran Yohanes kepada Herodes akhirnya membawanya kepada kematian keji, kepalanya dipenggal. Inilah bentuk kesaksian hidup Yohanes yang tetap teguh, ia tidak takut membela kebenaran.

Umat terkasih, misi Gereja mendapat tantangan, apakah kita terus memperjuangkan kebenaran di Tanah Papua atau kita mudah menyerah jika menghadapi tantangan dan kesulitan? Bahkan lari dan takut menghadapi tantangan itu? Semoga umat Paroki tetap meneladan Yohanes Pembaptis yang tegas dan lembut serta tulus hatinya.

Sebelum berkat dan doa penutup, Ketua DPP, Yosep Laxmana berkesempatan mengucapkan selamat HUT Paroki. Bahkan Ketua DPP memohon maaf karena tidak bisa mengundang seluruh Umat Paroki untuk hadir dalam perayaan Misa Syukur Pesta Pelindung Paroki karena terhalang pandemi Covid 19. Namun harapan Ketua DPP, Umat Paroki selalu menghayati hidup dari Yohanes Pembaptis yang berani mengatakan kebenaran. Juga Yosep Laxmana berpesan selalu menjaga kesehatan, mengikuti protokol kesehatan dari Pemerintah dan semoga pandemi Covid 19 ini cepat berlalu.

Acara syukuran diramaikan dengan peniupan lilin HUT Paroki ke 12 Tahun oleh Pastor Paroki sekaligus syukuran dan kue Ultah dari Pasutri Bapak H. Lumban Batu dan Ibu Risma Sinambela yang merayakan pesta pernikahan ke 27 Tahun. Proficiat. "Selamat Pesta Pelindung Paroki Santo Yohanes Pembaptis,” tutup P. Izaak Bame menutup perayaan Misa Syukur dengan Doa dan Berkat. ( Ren/MP)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini