TIMIKA, Monitorpapua.com – Kehidupan sederhana di Kampung Timika Pantai yang jauh dari keramaian dan kemewahan meninggalkan kesan yang mendalam bagi keluarga Almarhum Krisantus Saklil dan Yosefina Rahangmetan.
Krisantus adalah seorang kepala sekolah dan Yosefina merupakan seorang ibu rumah tangga. Keduanya membesarkan 10 anak mereka di kampung ini dengan penuh disiplin, mandiri, kerja keras, peduli, mencintai orang lain dan terpenting selalu memanjatkan doa dalam kehidupan mereka.
Dalam sebuah kesempatan, Krisantus pernah berkata kepada 10 anaknya bahwa tidak ada harta apapun yang bisa kuberikan kepada kalian selain ilmu.
“Kalian harus bisa berdiri sendiri diatas kakimu. Saya tidak mewarisi kalian apa-apa hanya mewarisi ilmu. Dengan itu ke depan kalian sendiri yang mencari. Kalau cari sendiri kalian akan puas dengan apa yang kalian dapat”
Kalimat ini merupakan salah satu fondasi kuat yang mengakar dan menjadi pegangan dalam kehidupan Almarhum Bapak Uskup Mgr. John Philip Saklil Pr beserta 9 saudaranya dalam mengarungi kerasnya perjuangan hidup.
Mereka benar-benar mengikuti apa yang menjadi amanat kedua orangtua. Tidak heran, dalam beberapa khotbahnya, almarhum Uskup Saklil sering juga menggunakan kalimat ‘Berdiri di atas kaki sendiri’ sebagai sebuah pesan pembaharuan hidup.
Mengenang kembali memory masa kecil almarhum Uskup Saklil, Suster Rosalina Saklil KSFL, saudara kandung uskup bercerita bahwa almarhum merupakan seorang kakak yang sangat bijaksana terhadap adik-adiknya.
“Kaka paling dekat dengan kami. Setelah dia kami lima perempuan dan satu laki-laki. Karena di bawah dia semua perempuan maka dia sungguh menjadi kaka yang merangkul adek-adeknya,” kenang Suster Rosalina.
Almarhum menjadi tempat curhat bagi keenam saudaranya. Hal ini bukan saja terjadi saat ia telah menjadi seorang pimpinan gereja, namun dimulai saat mereka masih di Timika Pantai.
“Dari kami kecil sampai remaja kemudian kuliah, kalau ada apa-apa kami selalu curhat sama dia. Cara dia menanggapi semua masalah itu sangat bijaksana. Dia pendengar yang baik. Apa yang kami sampaikan, dia diam dan dengar semua dulu baru dia sampaikan jalan keluarnya,” ungkapnya.
Uskup Saklil merupakan anak keempat dari 10 bersaudara. Di bawah uskup adalah Suster Rosalina. Suster merupakan anak kelima sementara kembarannya merupakan anak keenam.