SORONG, Monitorpapua.com – Mulai 1 Agustus 2020, Keuskupan Manokwari Sorong membuka kembali Gereja-Gereja Katolik se-Keuskupan Manokwari Sorong, Provinsi Papua Barat, setelah hampir 6 bulan ditutup dan tidak dilaksanakan kegiatan peribadatan menyusul wabah covid 19.
Tentu saja umat menyambut dengan gembira setelah membaca surat dari Uskup Manokwari Sorong, Mgr. H. Datus Lega. Kegembiraan umat Katolik terlebih di Paroki Katedral Kristus Raja Sorong yakni pada 8 Agustus 2020, pertama kalinya Gereja Katolik kembali dibuka Pastor Paroki, untuk merayakan Misa Kudus bersama Umat Katolik. “Rindu masuk Gereja Katedral,” ucap Umat Katolik yang berdatangan.
Meskipun Hujan deras sejak siang hingga malam ini hampir seantero wilayah Kota dan Kabupaten Sorong, bukanlah penghalang bagi umat Katolik Paroki Kristus Raja Katedral Sorong untuk mengadiri perayaan Ekaristi. “Terimakasih Tuhan,” ucap seorang ibu sembari berlutut di depan pintu masuk Gereja.
Pantauan Media Monitorpapua.com dan pegiat Komsos KMS, jadwal Misa Kudus di Paroki Kristus Raja sudah diatur oleh Pastor Paroki bersama Dewan Pastoral Paroki sehingga jumlah kehadiran umat di dalam Gereja tidak membludak melainkan sesuai aturan protokol kesehatan Covid19 yang dihimbau Pemerintah Kota Sorong.
Beberapa hal yang berbeda dalam Misa Kudus, pertama umat Katolik yang hadir, pada misa Sabtu, 8 Agustus 2020 hanya dibatasi 6 lingkungan saja, yakni lingkungan Santo Fransiskus Xaverius, Lingkungan Santo Fransiskus Asisi, Lingkungan Santo Ignasius, Lingkungan Santo Yosep, Lingkungan Santo Antonius Padua, Lingkungan Santo Gabriel.
Umat yang hadir pun dibatasi pada rentang usia 14-60 tahun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dibuat oleh Dewan Pastor Paroki agar bisa diikuti dan dilaksanakan umat Katolik di Paroki Kristus Raja Katedral Kampung Baru Kota Sorong.
Misa Kudus dipimpin Pastor Paroki, RD Imanuel Tenau dalam homilinya mengajak umat agar senanatiasa percaya kepada Tuhan dan mengingat Tuhan selalu. “Tuhan ada bersama kita umat-Nya bukan hanya lewat peristiwa besar tetapi juga peristiwa kecil. Salah satunya contoh peristiwa adalah Covid 19,” kata Pastor Paroki
“Peristiwa Covid 19 ini, lanjut Pastor Tenau, bukan membuat kita jauh dari Allah tetapi justru kita hendaknya senantiasa dapat memberi kesaksian layaknya seperti Rasul Paulus dalam tindakan kesehariannya,” khotbah Pastor Tenau.
Tidak seperti lazimnya, liturgi misa pertama di masa pendemi covid19 berlangsung tanpa prosesi persembahan kolekte yang biasanya dipersembahkan saat misa berlangsung. Namun saat ini umat Katolik memasukan derma dalam kotak yang telah tersedia di depan pintu masuk Gereja yang sudah disediakan Dewan Pastoral Paroki. (Tiara/Komsos KMS/Ren)