Penulis : Pastor Izaak Bame, Pr,
Monitorpapua.com – Pemerhati Rakyat Kecil di Tanah Papua, Pastor Izaak Bame, Pr, yang juga Orang Asli Papua (OAP) berapa hari belakangan ini mengikuti pemberitaan di sejumlah media dan berkembang berita tentang sejumlah persoalan yang terjadi di Tanah Papua dalam kaitan dengan tanggung jawab Bangsa Indonesia, maka dirinya bersama “Suara Rakyat yang Tak Bersuara”, sangat prihatin dengan sikap sejumlah Oknum yang sering memaksa Orang Asli Papua untuk mengikuti keinginannya tanpa memperhatikan Hak Asasi Manusia Asli Papua.
Hal ini ditegaskan Pastor Izaak Bame kepada media ini dalam Reliisnya yang dikirim ke Redaksi Monitorpapua.com. Terkait hal ini, menurur Pastor OAP ini, dalam berita itu muncul sejumlah pernyataan yang menyatakan Indonesia adalah Papua, Papua adalah Indonesia”. “Nampaknya pernyataan cinta damai ini masih merupakan sebuah slogan yang belum dipahami bangsa ini,” terang Izaak Bame.
“Pertanyaan kritis adalah kenapa slogan ini muncul sekarang ini bahkan slogan ini tidak keluar dari mulut “Orang Asli Papua” tapi keluar dari mulut Orang Bukan Asli Papua, kalau toh keluar dari mulut Orang Asli Papua itu hanya rekayasa oknum aparat keamanan”, tegasnya lagi.
Menurut Pastor pemerhati rakyat kecil yang tak bersuara ini, hal itu terbukti dari klarifikasi para mahasiswa Asal Papua yang kuliah di Kalimantan dan juga salah satu mahasiswa asal Mataram NTB.
Hasil pernyataan itu saya, kata Pastor Izaak Bame, Pr, Orang Asli Papua memberikan tanggapan sebagai berikut:
Pertama, Pemerintah Republik Indonesia harus menghargai Hak Asasi Manusia Asli Papua di bawah kepemimpinan Presiden Ir.Joko Widodo agar Pemerintah RI tidak kehilangan wibawa di hati rakyat asli Papua.
Kedua, Slogan Indonesia adalah Papua, Papua adalah Indonesia adalah sebuah rayuan atau bujukan semata untuk merebut hati OAP.
Ketiga, Tidak ada lagi cara yang bisa dibuat oleh Pemerintah Indonesia untuk meyakinkan OAP bahwa Pemerintah Indonesia itu Pemerintah yang baik.
Keempat, Pemerintah Indonesia mulai kehilangan kepercayan dari masyarakat Asli Papua.
Dari empat point ini saya tegaskan bahwa Pemerintah RI perlu membuat rekonsiliasi atau perlu bertobat dan mengakui kesalahan masa lalu dan meminta maaf secara terbuka kepada Rakyat Papua bahwa kepemimpinan Presiden terdahulu Ir. Soekarno sampai Presiden Ir.Joko Widodo telah melukai hati Rakyat Asli Papua.
“Apabila hal ini tidak dilakukan maka pergantian Presiden, masalah Papua dengan Pemerintah RI tidak pernah selesai karena keangkuhan untuk menindas Orang Asli Papua
dalam segala aspek kehidupan terus terkadi di Republik ini. Maka perlu mencari solusi agar Rakyat Asli Papua dihormati Hak Asasinya, Hak hidupnya,” ungkap Izaak Bame.
Semoga dengan tulisan ini bisa memberi koreksi bagi Pemerintah Indonesia dalam usaha untuk mempertahankan Papua sebagai bagian dari Indonesia kalau tidak maka OAP tidak pernah merasa bagian dari NKRI. Salam Pastor Izaak Bame. (Rlis/MP)