SORONG PAPUA BARAT DAYA, Monitorpapua.com – Kementerian Agama Republik Indonesia Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat mengadakan kegiatan peningkatan kompetensi penyuluh agama Katolik non PNS Kota Sorong.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kematangan emosional penyuluh sehingga mampu mengenal dirinya dan memahami kelompok binaan sekaligus mampu berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain dengan baik. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan religius sehingga penyuluh mampu mendengarkan suara hatinya, menuntaskan dan bertindak secara benar sesuai nilai dan norma yang berlaku serta menjadi panutan bagi kelompok binaannya.
Kemudian menjadi pendengar yang baik, mendengar pengalaman penyuluhan sebagai evaluasi penyuluhan untuk lebih baik lagi. Kegiatan ini, dilaksanakan di Aula Asrama Haji Kota Sorong Papua Barat Daya, Kamis 8 Juni 2023.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Rasmauli Hutajulu, SE di hadapan Kepala Kantor Kemenag Kota Sorong, Rofiul Amri, S.Pd., M.Pd., (mewakili) Kepala Kantor Kantor Kemenag Kabupaten Sorong, Andris Sani, S.Pak., Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Maybrat Martinus Antoh, S.Th., M.Pd.K., Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tambrauw, Fransiskus Wombon, S.Ag., Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Papua Barat, Hugo Rizal Wisnugroho, S.Si., Kepala Seksi Bimas Katolik Kemenag Kabupaten Maybrat, Tambrauw, Kabupaten Raja Ampat, narasumber, moderator serta seluruh undangan dan peserta para penyuluh dari Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, kabupaten Maybrat, Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Raja Ampat atau yang mewakili.
Tema kegiatan ini, kata Ketua Panitia Rasmauli Hutajulu, SE., “Menuju Penyuluh Agama Katolik yang Berkualitas dan Inovatif”. Dasar hukum Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI No 6 tahun 2022 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan penyuluh agama Katolik, DIPA Bimas Katolik Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Papua Barat Tahun Program 2023 Nomor 025.06.025.06.2.568559/2023, tanggal 30 November 2022 pada program 025.06 diklarifikasi rincian output 4435.SCI Komponen 056
Menghadirkan Narsumber, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat Luksen Jems Mayor, S.Sos., M.A.P., Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Hugo Rizal Wisnugraoho, S.Si, Operator SIP2KAT Penyuluh Agama Katolik Non PNS Tingkat Kanwil dan Pastor Paroki Sto. Albertus Teminabuan Sorong Selatan
Dalam laporannya, Rasmauli Hutajulu, SE mengatakan Penyuluh agama Katolik adalah ujung tombak Bimas Katolik Kementerian Agama dalam melaksanakan tugas membimbing dan mengembangkan visi-misi Kementerian Agama RI. Maka seorang penyuluh harus memiliki wawasan keagamaan dan kebangsaan yang luas, memiliki berbagai kompetensi seperti kopetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian.
Terkait hal itu, kata Ketua Panitia, kehadiran tenaga pastoral atau penyuluh sangat mendukung peningkatan iman dan pencerahan pengetahuan umat. Mereka harus mampu mencerdaskan dan membentuk karakter manusia Indonesia. Penyuluh harus mampu membangun jejaringan komunikasi dengan pemerintah dan gereja. Penyuluh bukan hanya tenaga pastoral saja, tetapi an sich atau menjadi teladan itu sendiri.
“Penyuluh Agama Katolik adalah pewarta kabar gembira yang menyampaikan pesan melalui bahasa agama, mereka adalah garda terdepan, benteng pertahanan NKRI serta menjaga kerukunan umat beragama dalam menangkal masuknya ajaran radikalisme. Para penyuluh diharapkan dapat memberi informasi yang valid melalui berbagai media. Penyuluh harus mampu mengartikulasikan perdamaian dan persaudaraan sejati kepada masyarakat. Penyuluh harus mampu mendekteksi munculnya paham radikalisme dan inteloransi dalam masyarakat, menjadi contoh pengamalan agama yang moderat, menjadi mediator terciptanya dialog antara masyarakat dan pemerintah,” terang Rasmauli Hutajulu, SE.
Lebih lanjut kata , Rasmauli Hutajulu, SE Penyuluh adalah mereka yang diberi tugas dan tanggung jawab oleh Negara untuk menyampaikan Injil kepada masyarakat dalam bahasa agama. Maka mereka wajib menghidupi dan mengartikulasikan visi dan misi Kementerian Agama RI yakni termujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas dan sejahtera lahir dan batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. “Visi tersebut diimplementasikan dalam delapan misi Kemenag RI,” paparnya lagi.
Di akhir laporan, Ketua Panitia Rasmauli Hutajulu, SE., mengatakan salah satu bentuk peningkatan kompetensi penyuluh adalah dengan pembinaan sesuai perkembangan aktual yang terjadi di tengah kehidupan bermasyarakat. Lewat pembinaan dan penambahan wawasan penyuluh agama Katolik diharapkan menjadi penyambung suara pemerintah bagi masyarakat khususnya umat Katolik.(Ren/Siska Gurning)