Siapakah Manusia dalam Kitab Suci

115
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapua.com – Kitab Suci mengawali pewartaan dengan menandaskan bahwa Allah itu Pencipta segala sesuatu. Kebenaran ini diungkapkan dengan pernyataan “Pada mulainya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej. 1:1). Semesta alam dengan segala yang ada di dalamnya adalah ciptaan Allah. Dengan berfirman, “Jadilah…”, Allah membuat yang tidak ada menjadi ada.

Ciptaan-Nya yang utama adalah yang berwujud Rohani: Malaekat dan Manusia. Pengarang Kitab Suci memberitakan hal-hal yang ia lihat telah terjadi: Langit-bumi dan manusia (bdk. Kej 1) Dalam Kitab Suci sering kali diwartakan adanya malaekat-malaekat yang diciptakan Allah sebelum adanya alam semesta.

Malaekat adalah roh meluli, tidak berpaut dengan kebendaan. Sebelum dunia ada, mereka diciptakan oleh Allah yang Roh Abadi adanya.

Kitab Suci mengatakan, malaekat-malaekat itu memuji Tuhan, Allah Pencipta mereka. Daniel berseru, “Pujilah Tuhan, segala karya Tuhan, pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan semua malaekat Tuhan, pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya. (Tambahan Kitab Daniel 3:57-58).

Dikatakan juga bahwa seorang malaekat diutus Allah untuk membawa kabar kepada manusia. Demikianlah Gabriel diutus Allah kepada seorang gadis di Nazaret, Maria untuk mengabarkan bahwa ia dipilih Allah menjadi ibu Penebus (Lih. Luk.1:26-38) Kepada Tobia, putera Tobit, Allah memberikan seorang malaekat sebagai pengawal dalam perjalanannya yang jauh. Setelah kembali dari perjalanannya itu, malaekat itu menyembuhkan ayahnya yaitu Tobit yang matanya buta. Selanjutnya, malaekat itu memperkenalkan diri, “Aku ini Rafael, satu dari Ketujuh Malaekat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia” (Tob 12:15).

Kita orang beriman juga yakin bahwa Tuhan memberikan kita seorang malaekat pengawal untuk membimbing kita di perjalanan hidup kita ke Surga. Kita orang beriman biasanya meminta malaekat pengawal kita untuk melindungi kita dari tengah bahaya. Doa ini termasuk doa pagi seorang Kristen. Ada lagi satu malaekat yang disebut dalam Kitab Suci sebagai Mikhael, kepala balatentara malaekat surga. Dialah yang mengalahkan malaekat-malaekat yang memberontak kepada Allah, yakni mereka yang mau menjadi sama besar dengan Allah (Bdk. Daniel 10:13; Yud 9; Why 12:7). Kidung prefasi pada setiap perayaan Ekaristi diakhiri dengan seruan, “ Dari sebab itu bersama para malaekat, penguasa, serta lascar surgawi, kami memuliakan Dikau dengan tak henti-hentinya berseru: kudus, kudus, kudus….(Prefasi Ekaristi I)

Doa kepada Malaekat Allah: Malaekat Allah, Engkau yang telah diserahi oleh kemurahan Tuhan untuk melindungi aku, terangilah, lindungilah, bimbinglah dan hantarlah aku, Amin.
Di samping malaekat, ciptaan yang berwujud rohani adalah manusia. Dalam diri manusia, roh itu dipersatukan dengan tubuh dalam kesatuan pribadi. Manusia itu berakal budi, mempunyai keinsyafan akan dirinya dan memiliki kehendak bebas. Wujud rohaninya itu tidak mengalami kematian. Karenanya manusia mempunyai hasrat akan kebahagiaan abadi.

Juga ada ciptaan-ciptaan lain yang lebih rendah daripada ciptaan yang berwujud rohani yakni hewan/binatang, tumbuhan dan benda. Semuanya itu diciptakan untuk manusia. Demikianlah alam semesta itu dasyat dan semarak dengan susunan matahari, bulan dan bintang-bintang. Demikianlah dunia itu ajaib: margawsatwa beserta alam tumbuh-tumbuhan yang menakjubkan. Semuanya mengajak manusia untuk memuji Allah, Pencipta segala sesuatu.

Allah mewahyukan dirinya dalam alam. Melalui alam semesta manusia dapat mengenal Pencipta seperti dikatakan oleh Santo Paulus, “ Apa yang tidak tampak dari-Nya yaitu kekuatan yang kekal dan keilahian-Nya dapat nampak kepada pikiran dari karyanya sejak dunia dijadikannya (Rm 1:20). Bagi kita pun alam semesta sebagai sarana dan jalan untuk memuji Tuhan. Dalam Kitab Suci, kita membaca pewartaan tentang kebesaran-Nya dan cinta-Nya kepada manusia.

Kitab Suci sendiri dalam Kidung dan Mazmur meluhurkan Tuhan karena tamasya mulia alam. “Pujilah Tuhan, matahari dan bulan, segala bintang di langit luhurkanlah Dia. Pujilah Tuhan, gunung dan bukit, segala yang tumbuh di bumi luhurkanlah Dia. Pujilah Tuhan, gunung dan bukit, segala yang tumbuh di bumi luhurkanlah dia” (tambahan Kitab Daniel 3: 62) (Sumber Penyuluhan)

Siapakah Manusia dalam Kitab Suci
Penyuluh: Laurentius Reresi

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini