Tokoh Masyarakat Papua Kompak Kecam Gerakan Egianus Kogoya

117
- Iklan Berita 1 -

PAPUA, Monitorpapua.com – Para tokoh masyarakat dan tokoh adat Papua menilai gerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan melakukan kekerasan jelas telah merugikan banyak pihak.

Tokoh adat Suku Kamoro, Mimika, Marianus Magnaiteko sungguh prihatin melihat gerakan KKB. Menurutnya perlu ada pendekatan-pendekatan kekeluargaan baik itu melalui adat dan gereja.

“Tetapi kalau secara kekerasan itu saya rasa bukan itu sebagai umat manusia, yang saudara kita KKB sebagai umat manusia, anggota TNI-Polri itu umat manusia, tenaga-tenaga kerja itu umat manusia. Kami sangat prihatin tidak boleh diperlakukan seperti itu.

“Kami orang adat sangat menyangkan kenapa?, betapa indahnya bapak Jokowi punya perhatian khusus bagaimana membangun infrastruktur yang baik dari kota ke kampung dan ada orang yang mengacaukan keadaan,” kata Marianus di Mimika, Papua Tengah, Selasa (7/3).

Sementara Kepala Suku Damal, Kabupaten Mimika, Yulius Hagabal berujar bahwa meski berbeda suku dengan masyarakat di Kabupaten Nduga, namun masalahnya cukup besar untuk Tanah Papua. Ia juga meminta Suku Damal tidak terpengaruh apa yang terjadi di Nduga.

“Saya ingin menyampaikan sekaligus mengajak suku Damal yang mendiami tanah Papua tidak terpengaruh oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,  siapa pun dia menjadi panggilan hati menjaga kamtibmas,”kata Marianus.

Saya menggaris bahwa masyarakat sipil khususnya di Kabupaten Mimika berharap kita saling menjaga keamanan, keutuhan stabilitas keamanan, menjaga pembangun yang berlangsung,” tegasnya.

Senada dengan Marianus dan Yulius, tokoh pemuda Kabupaten Mimika, Agustinus Anggaiba melihat bahwa tidak dibenarkan KKB pimpinan Egianus Kogoya melakukan kekerasan. Dirinya menginginkan Papua aman dan membutuhkan pembangunan “Kami tokoh pemuda, kedepankan prikemanusiaan dari kelompok Egianus. Papua membutuhkan pembangunan, bukan membutuhkan pembunuhan dan pengacau,” ujarnya seraya memastikan Papua merupakan bagian dari NKRI.

Sementara Tokoh Intelektual Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak, Yonias Kula mengatakan kondisi Papua secara keseluruhan sebenarnya aman-aman saja. Tetapi kata Yonias pada tahun 2022 dan 2023 banyak kejadian-kejadian kekerasan oleh kelompok Egianus dan terakhir ini adalah penyanderaan pilot Susi Air. Masyarakat setempat di Nduga, Puncak dan Intan Jaya dapat beraktivitas kembali. “Kalau tidak dikembalikan, masyarakat banyak mengungsi di sini (Mimika), Nabire dan Jayapura,” ujarnya.

Dia juga mengimbau para pemuda di Papua jangan mudah terprovokasi, meski ada yang pro maupun kontra dengan kelompok KKB. “Jangan terjerumus hal-hal yang tidak berguna, lebih bagus tidak usah, kalau bisa masyarakat terlebih khusus adik-adik kita yang SMA dan SMP gampang sekali bergabung dengan Pak Egianus dan kelompoknya,” ucap Yonias.(Stevi/Gidion)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini