Frets J. Boray, SE.MSi Tolak Pabrik Semen di Jayawijaya Papua, Ini Solusinya

0
699
- Iklan Berita 1 -

JAYAPURA, Monitorpapua.com – Pasca aksi demo mahasiswa di Kantor DPRD Jayapura menolak pembangunan Pabrik Semen di wilayah Jayawijaya Provinsi Papua dinilai Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua, Frets J. Boray, SE.MSi adalah sebuah kemunduran besar bagi rakyat di Kabupaten Jayawijaya Papua

Betapa tidak, ada niat baik Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua, merencanakan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Jayawijaya mamun tidak mendapat dukungan dari masyarakat.

Meski pembangunan pabriknya masih sebatas wacana, namun telah ditentang dan ditolak oleh masyarakat Adat dan Mahasiswa Jayawijaya dinilai sebuah sikap tidak terpuji dan sebuah kemunduran besar.

Frets J. Boray, SE.MSi Kepala Dinas ESDM Provinsi Papua menyampaikan kekesalan dan kekecewaannya pasca aksi penolakan yang dilakukan Mahasiswa Jayawijaya di depan Kantor DPRP Kota Jayapura kemarin, Senin 29 Juni 2020

Meskipun demikian, Pemerintah Provinsi melalui Dinas ESDM kepada media ini menyampaikan hormat atas masukan yang diberikan oleh Mahasiswa. Dengan alasan-alasan tertentu, tidak menerima pembangunan pabrik semen, padahal baru dalam tahap perencanaan (planning), karena dikawatirkan dampak lingkungannya bagi masyarakat sekitar.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua, Frets J. Boray, SE.MSi

Frets J. Boray, SE.MSi Kepala Dinas ESDM menyampaikan hal-hal penting terkait rencana pembangunan pabrik semen. “Kepada seluruh masyarakat dan Saudara-saudara mahasiswa yang melakukan aksi penolakan terhadap pembangunan pabrik semen, saya mau katakan suatu kegiatan fisik pembangun jangka panjang itu tidak serta merta langsung kita bangun, ada tahapan-tahapan yang harus kita lewati, mulai dari Perencanaan yang matang, Expolorasi, Viability Study, sampai dengan pembuatan Dokumen Amdal. Semuanya harus dipresentasikan supaya keluar ijin produksi membutuhkan waktu lama,” jelas Frets.

Kadis menambahkan dengan proses waktu yang lama itu dikaji dan dievaluasi dampak-dampak lingkungan yang akan terjadi dan itu sudah dipikirkan matang-matang, bukan asal-asalan. “Perlu diketahui dampak lingkungan itu terjadi karena pembukaan lahan. Berarti kita akan merubah bentang alam yang ada di situ, dan seluruh konsekuensinya telah kita antisipasi terkait dengan dampak-dampaknya,” terangnya.

Lagi dirinya mengatakan, bahwa rencana pembangunan pabrik semen ini adalah karena kebutuhan daerah, bukan keinginan Pemerintah Provinsi Papua, sehingga perluh dipahami secara baik bahwa rencana pembangunan ini demi kebutuhan daerah dan juga masyarakat.

“Pembangunan pabrik semen akan memberikan dampak ekonomi cukup signifikan bagi Kabupaten Jayawijaya.
Peluang investasi miliaran rupiah, ini harus ditangkap dan dipikirkan baik. Dampak kehadiran pabrik semen, menurut Kadis, langsung bisa dirasakan saat investor baru mulai merealisasikan investasinya. Yakni, saat awal membangun pabrik,” katanya.

“Dampak ekonominya besar sekali. Ketika mau investasi saja dampak sudah besar. Bangun pabrik saja perlu tenaga besar, karena investasi sangat besar. Akan ada banyak sekali tenaga kerja yang terserap hanya untuk pembangunan pabriknya saja,” kata Kadis.

Manfaat ekonomi lebih besar lagi akan dirasakan oleh masyarakat, saat pabrik mulai beroperasi. Paling utama adalah serapan tenaga kerja. Geliat industri pabrik semen, diyakini akan menggairahkan perekonomian di sekitar lokasi pabrik.

Pabrik semen, lanjut Frets, juga membutuhkan suporting dari beberapa usaha lainnya. Contohnya transportasi angkutan, hingga pengapalan untuk mengirim hasil produksi.

“Pabrik semen ini perlu berbagai sub kontraktor. Akan banyak usaha ikutan yang tumbuh,” kata Boray.

Soal dampak negatif terhadap lingkungan yang timbul akibat pembangunan pabrik semen, menurut Frets, sudah didiskusikan jauh-jauh hari. Pasalnya, hampir setiap industri atau aktivitas ekonomi, hampir selalu bersinggungan dengan lingkungan dan tidak bisa dipungkiri oleh semua daerah dan negara berkembang dan negara maju termasuk Indonesia. (Stefi Fun/Ren/MP)

Berikan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.