Penulis: Joko Waluyo (Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Papua)
JAYAPURA, Monitorpapua.com.- Kurikulum Merdeka yang diimplementasikan di Indonesia sebagai bentuk transformasi Pendidikan yang menekankan pentingnya pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dalam implementasinya kurikulum merdeka memberi kebebasan kepada guru untuk berinovasi. Dalam konteks pengembangan kompetensi dan kolaborasi melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) menjadi krusial agar guru siap menghadapi perubahan paradigma Pendidikan saat ini. KKG merupakan forum bagi guru untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan metode pembelajaran yang efektif, sekaligus memperkuat sinergi antar guru demi mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
Penerapan Kurikulum Merdeka perl adanya penyesuaian terhadap pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Guru diharapkan mampu mengembangkan kemampuan untuk menciptakan pembelajaran yang beragam dan relevan dengan minat serta potensi masing-masing peserta didik. Dalam hal ini, kegiatan KKG menjadi solusi yang tepat untuk mendorong pengembangan kompetensi profesional guru, terutama dalam hal merancang pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Kegiatan KKG sebagai salah satu bentuk komunitas belajar profesional yang melibatkan guru-guru dari berbagai sekolah yang memiliki kesamaan dalam bidang ajar. KKG berperan sebagai wahana untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian guru yang dibentuk berdasarkan mata pelajaran atau jenjang pendidikan yang sama. Kegiatan dalam forum KKG dapat meliputi diskusi terkait dengan ruang lingkup materi, perencanaan pembelajaran dan asesmen, observasi kelas, serta evaluasi praktik mengajar dan kegiatan lain yang mendukung profesi guru.
Kegiatan diforum KKG memungkinkan guru untuk terlibat dalam pembelajaran kolaboratif, di mana guru dapat berdiskusi dan saling memberikan masukan terkait praktik terbaik dalam pembelajaran. Kolaborasi antar guru melalui forum KKG membantu untuk memperbaiki strategi pembelajaran, berbagi bahan ajar, serta mengembangkan keterampilan yang lebih baik dalam menyusun asesmen berbasis kompetensi (Rahman, 2023). Dengan demikian, KKG tidak hanya menjadi tempat peningkatan kapasitas individu, tetapi juga menciptakan sinergi yang kuat untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka secara holistik.
Kolaborasi dalam KKG juga memungkinkan guru untuk lebih memahami tantangan dan peluang dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Setiap guru mungkin menghadapi kesulitan yang berbeda dalam menyesuaikan kurikulum ini di kelas masing-masing, sehingga diskusi bersama dalam KKG menjadi wadah yang bermanfaat untuk menemukan solusi kreatif. Hal ini juga sejalan dengan pandangan Nugraha (2022) yang menyebutkan bahwa kolaborasi antar guru melalui KKG dapat meningkatkan inovasi dalam pembelajaran, karena setiap guru membawa perspektif dan pengalaman yang unik.
Pengembangan kompetensi melalui KKG mencakup berbagai aspek penting, termasuk kemampuan dalam merencanakan pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Guru dituntut untuk lebih mandiri dan kreatif dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada materi, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Melalui forum ini guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran inovatif yang mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dalam merencanakan pembelajaran sangat berkaitan erat dengan perencanaan asesmen yang nantinya diberikan pada peserta didik sesuai dengan kemampuannya. Kurikulum Merdeka menekankan asesmen formatif yang bertujuan untuk memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, bukan sekadar penilaian akhir. Guru perlu memahami bagaimana melakukan asesmen yang bersifat kualitatif dan memfasilitasi perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Melalui forum KKG guru dapat belajar dari praktik terbaik rekan sejawat dalam menerapkan asesmen formatif yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik.
Pengembangan kompetensi dan kolaborasi dalam pembelajaran, guru dapat memperkuat kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Dalam era digital seperti saat ini, Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, baik untuk mencari bahan ajar, berkolaborasi secara virtual, maupun memberikan tugas dan asesmen secara daring. Guru juga dapat berbagi aplikasi dan platform teknologi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, serta berbagi pengalaman dalam mengatasi kendala teknis yang mungkin muncul. Penerapan teknologi dalam pengajaran, strategi penilaian yang efektif, serta peningkatan keterampilan komunikasi menjadi hal penting di era digital saat ini, di mana keterampilan guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran menjadi semakin krusial.
Kemampuan guru mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran bagian dari upaya guru mengembangkan kompetensi dalam pengelolaan kelas yang efektif. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan lebih besar kepada guru dan peserta didik, sehingga pengelolaan kelas yang baik menjadi kunci keberhasilan penerapannya. Melalui diskusi dalam KKG, guru dapat saling memberikan tips dan strategi dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menjaga motivasi peserta didik, serta mengelola interaksi di kelas dengan lebih baik. Guru yang aktif dalam kegiatan KKG cenderung memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik karena mereka terus mengasah keterampilan dan pengetahuan secara kolektif (Kemendikbudristek,2022).
Forum ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk memperbaiki metode pengajaran berdasarkan masukan dari sesama rekan. Dalam suasana yang kolaboratif, guru dapat merefleksikan praktik mengajar mereka dan menerima umpan balik yang konstruktif dalam mengembangkan kompetensi pedagogik. Pengembangan kompetensi pedagogik sangat dipengaruhi oleh interaksi profesional yang dilakukan secara terus menerus antara guru. Pengembangan kompetensi sosial dan kepribadian guru juga dapat berkembang melalui forum KKG. Interaksi dalam kelompok mengajarkan guru untuk berkomunikasi secara efektif, bekerja sama, serta menghargai pendapat orang lain. Seiring waktu, KKG juga dapat meningkatkan rasa percaya diri guru karena mereka mendapatkan dukungan moral dan profesional dari sesama rekan sejawat.
Dengan demikian, pengembangan kompetensi dan kolaborasi melalui KKG menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif. Sebagai ujung tombak dalam proses Pendidikan guru memerlukan dukungan dan forum yang tepat untuk mengasah keterampilan dalam pembelajaran. KKG menjadi jawaban untuk kebutuhan tersebut, sekaligus sebagai sarana untuk terus mendorong peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. (*/red)
Assalamu’alaikum… Alhamdulillah… Terima kasih banyak atas materi dan ilmu yang telah bapak berikan, semoga dengan bertambah ilmu pengetahuan kami tentang pengembangan kurikulum merdeka yang akan kami berikan kepada peserta didik kami, sehingga dapat mendorong mutu pendidikan Guru – guru kami di sekolah… Sukses selalu Bpk 🙏🙏🙏
Terima kasih banyak kepada Widyaiswara yang sudah memberikan materi kepada kami semua sehingga menambah wawasan bagi kami dan rekan-rekan GPAI Kota Jayapura. Mudah2an akan ada kegiatan yang lainnya yang dapat mempertemukan kembali dengan materi yang berbeda agar bisa diimplementasikan di masing2 sekolah.
Assalamualaikum wr wb.ijin pak sy selaku pengawas PAI sangat berterimakasih atas pemaparan yg sgt informatif mengenai kelompok kerja Guru (kkg) penjelasan bapak tentang manfaat dn fungsih dlm pengembangan kompetensi serta kolaborasi diantara guru PAI yg sgt jelas dn bermanfaat,
Bapak pemateri sgt berhasil menunjukkan bgmna kkg dpt meningkatkan dn menciptakan kualitas pembelajaran,insyaAllah materi yg telah disampaikan kepada Gpai dapat disampaikan kepada siswa didiknya masing masing disekolah.