
SORONG, Monitorpapua.com.- Mahasiswa Universitas Nani Bili Nusantara (UNBN) Sorong, Papua Barat Daya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) berlatih keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai teori para ahli bahasa. Salah satu matakuliah yang patut diajarkan Dosen pada semester IV ini kepada Mahasiswa. Pasalnya, kemampuan mahasiswa menggunakan bahasa secara efektif dalam berbagai konteks komunikasi membutuhkan kemampuan untuk memahami, menyampaikan, dan menginterpretasikan informasi melalui berbagai cara, baik lisan maupun tulisan yang harus disiapkan dosen agar lulusan PGSD UNBN mampu bersaing dengan mahasiswa keguruan di seluruh Indonesia. Keterampilan berbahasa yang baik meliputi kemampuan untuk berbicara dengan jelas dan mudah dipahami, menggunakan kosakata yang luas dan tepat, menyesuaikan gaya bahasa dengan situasi dan audiens, serta memberikan presentasi yang menarik dan meyakinkan.

Demikian dikatakan Ketua Program Sudi (Kaprodi), Haryo Franky Souisa, S.Pd., M.Pd., kepada Dosen Pengajar Ketrampilan Berbahsa, Laurentius Reresi, S.S., M.M., untuk mendidik mahasiswa PGSD Semester IV. Kepada para mahasiswa PGSD di ruang belajar Lantai III Kampus Universitas Nani Billi Nusantara Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Dosen Pengampu, Laurentius Reresi mendampingi mahasiswa terkait matakuliah Keterampilan berbahasa agar mahasiswa mampu mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaan secara lisan dengan jelas, lancar, dan efektif. Ini melibatkan kemampuan untuk memilih kata yang tepat, mengatur kalimat dengan baik, menggunakan intonasi dan nada suara yang sesuai, serta menggunakan bahasa tubuh yang efektif.
Menurut Ketua Program Sudi (Kaprodi), Haryo Franky Souisa, S.Pd., M.Pd., keterampilan dasar berbahasa difokuskan pada hal utama yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, merupakan fondasi penting dalam berkomunikasi secara efektif dan membangun pemahaman yang mendalam. Terkait proses belajar mengajar Ketrampilan Berbahasa, Laurentius mengajak para mahasiswa untuk tampil beda selama perkuliahan. Mereka harus mengubah paradigm berpikir dan penampilan layaknya seorang guru atau pendidik professional. “Setiap hari Senin, saya mewajibkan para mahasiswa calon guru perempuan mengenakan rok, sepatu dan pakaian sederhana namun rapi layak sebagai seorang calon guru, supaya mereka semakin percaya diri,” kata Laurentius Reresi

Menurut Laurentius Reresi, dengan berpakaian layaknya seorang pendidik maka mereka bisa belajar menguasai diri sekaligus mampu menguasai ilmu pengetahuan khususnya matakuliah keterampilan berbahasa yang baik tidak hanya penting dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami sudah mulai membimbing mahasiwa PGSD. Materi pengajaran ada teori dan praktek. Untuk menggerakkan motorik anak didik, kami mengajak mahasiswa untuk menggunakan bahasa komunikasi dengan baik di depan kelas. Mereka diminta tampil berbicara, bernyanyi, menulis, membaca. Mereka harus bisa menyimak dan mendengar pengajaran dengan baik,”terang Dosen Pengampu.
Dikatakan, kemampuan mahasiswa PGSD menyimak dengan baik membuat mereka menyerap informasi pengajaran dari semua dosen sebagai narasumber pengajaran juga pasti baik karena melalui mekanisme yang benar. “Kami juga melatih percakapan langsung mahasiswa. Kemampuan berbicara yang baik membuat mahasiswa mampu mengekspresikan ide dan gagasan dengan jelas dan meyakinkan, serta membangun hubungan interpersonal yang kuat antara mahasiswa dan para dosen serta relasi anak didik dan masyarakat,” terangnya.
“Waktu pengajaran sangat terbatas sehingga kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membaca buku-buku di rumah agar menambah ketrampilan berbahasa, kemampuan membaca yang baik sehingga membuka pintu bagi pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas, sedangkan kemampuan menulis yang baik juga dilatih agar mahasiswa keguruan ini mampu mengkomunikasikan pemikiran dan gagasan secara terstruktur dan efektif,” tambah Dosen Pengampu matakuliah ini.
Berbicara memiliki berbagai tujuan, antara lain untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi orang lain, membangun hubungan sosial, menyelesaikan masalah, dan mengekspresikan diri. Inilah tantangan pendidikan yang akan dihadapi calon-calon pendidik pada masa mendatang. Maka sejak awal kami harus mampu menyiapkan anak didik dengan baik. (Laurent R)