

SORONG, Monitorpapua.com. -“Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Itulah ayat emas dari Sabda Tuhan hari ini (Markus 9:38-40) dalam Misa Syukur Bonataon Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU) Kota dan Kabupaten Sorong, di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Sorong, Papua Barat Daya. Bona Taon selalu menjadi pertemuan mengharukan antar Ikatan Kaluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU) yang merasa bertalian darah namun juga karena keadaan sangat jarang bisa berjumpa. Misa Bona Taon menegaskan identitas Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU) ada di Kota dan Kabupaten Sorong. Sesuai namanya ‘Bona Taon’ atau pangkal atau awal tahun, pesta ini biasanya digelar pada tiga bulan pertama setiap tahun yang baru. Tahun ini, IKKSU merayakan Bona Taon 2025 di Paroki Santo Yohanes Pembaptis, Rabu 26 Februari.

Misa syukur bonataon dipimpin Vikjen Keuskupan Manokwari Sorong, RD. Izaak Bame, mengenakan busana khas Batak, mempersembahkan Misa Kudus dimeriahkan bersama koorsponsor IKKSU Sorong. Dalam khotbahnya, RD Izaak Bame mengatakan sejak awal Yesus mengajarkan kepada para murid agar tidak manjadi ekslusif atau menutup diri terhadap orang lain. “Kita harus mengembangkan sikap terbuka terhadap sesama. Orang Batak ada yang beragama Katolik, beragama Kristen Protestan, Beragama Muslim, Hindu dan Budha. “Semua memiliki kehendak baik dan mengajarkan kebaikan,” ujar Vikjen.
“Bagi orang yang bukan dari Etnis Batak bertanya, apa itu Misa Bon Taon IKKSU? Tentu, Bona Taon menjadi wadah berhimpun etnis Sumatera Utara. Maka Misa Bona Taon IKKSU juga hendak menegaskan identitas atau ciri khas warga Batak di tengah-tengah Gereja di Tanah Papua ini,” kata RD. Izaak Bame.

Misa Bona Taon, IKKSU diajak bersyukur atas berkat yang telah diberikan Tuhan. Serta memohon perlindungan dan penyertaan, Tuhan. Misa Bona Taon bagi Ikatan Keluarga Katolik Sumater Utara memiliki makna spiritual yang sangat dalam, yaitu sebagai suatu ritus pemulihan dan penyegaran iman bersama. Mensyukuri berkat Tuhan sekaligus memohon berkat untuk keluarga besar IKKSU.
Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita (Markus 9:38-40)

“Yesus sangat menghargai siapa pun, juga yang mengadakan pengusiran setan demi nama-Nya. Ketika para murid berusaha mengahalang-halangi mereka, Tuhan justru berkata “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Itulah artinya hidup bersaudara,” terang RD. Izaak Bame.
Subtema Misa Bonataon, “Mari bersama melayani Gereja dan sesama dengan semangat budaya Batak yang menjunjung tinggi kerja sama, gotong royong dan kekeluargaan”
Usai misa kudus, dilanjutkan acara ramah tamah di Aula Paroki. Sekaligus pencarian dana untuk pembangunan Gereja SantoYohanes Pembaptis Klasaman Sorong. Pastor Paroki didampingi Ketua DPP juga Ketua Etnis Batak Paroki Sto. Yohanes Pembaptis sembari menari dengan tarian Manortor diiringi musik khas Batak Sumater Utara meyakinkan seluruh IKKSU serta tamu undangan untuk menyumbang dana bagi pembangunan Gereja Katolik yang baru. “Terimakasih kepada semua IKKSU tamu undangan yang telah memberikan sumbangan untuk pembangunan Gereja Katolik Paroki Sto. Yohanes Pembaptis Klasaman Sorong. Terkumpul dana sebesar Rp. 10.000.000.-,” ucap Edmundus Klau, SH., M.H., Ketua Panitia Pembangunan Gereja.

Hadir dalam Misa Kudus, Ketua KMBKS, Dr. T. Manurung, SE., M.M., serta tamu undangan lainnya. Misa Bonataon membuat anak-anak bersemangat menghadiri Misa Kudus sekaligus menyatukan hati kepada Tuhan dan menyukuri semuanya itu dengan mengekspresikannya lewat tarian manortor di Aula Paroki serta meneguhkan persaudaraan dan kekeluargaan orangtua. Melalui acara Bona Taon IKKSU menemukan dirinya tidak sendirian namun memiliki keluarga, sanak dan saudara, perasaaan bersaudara sangat membahagiakan serta menguatkan sesama Juga bersaudara dengan sesame beragama lain. Demikian hasil bincang-bincang wartawan dengan sejumlah orangtua IKKSU. (Kevin Reresi/Siska Gurning)