Mahasiswa Perlu Belajar Pentingnya Moderasi Beragama dan Implementasi

60
Mahasiswa Perlu Belajar tentang Pentingnya Moderasi Beragama dan Implementasi
Mahasiswa Perlu Belajar tentang Pentingnya Moderasi Beragama dan Implementasi
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapua.com.- Mahasiswa Perlu Belajar tentang Pentingnya Moderasi Beragama dan Implementasi. Benarkah demikian? Terbukti sebanyak 13 Mahasiswa Katolik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Papua Sorong, program studi Keperawatan  mendalami materi kuliah dan bimbingan tentang pentingnya moderasi beragama serta implementasinya. Ketiga belas mahasiswa itu, yakni Adriyana Sebenan, Elisabeth O. Patti, Monika Klarisia Toker, Frisna Santi Tuturop, Herlina Palungan, Bernadeth Heatubun, Emelda Trivonia Susure, Ofri Maria Kuruwop, Elisabeth Fatie, Margaretha R.N. Uje, Jhon Frids Mandesi Veronika Tuturop dan Arilea Rahangiar

Ketiga belas mahasiswa itu, yakni Adriyana Sebenan, Elisabeth O. Patti, Monika Klarisia Toker, Frisna Santi Tuturop, Herlina Palungan, Bernadeth Heatubun, Emelda Trivonia Susure, Ofri Maria Kuruwop, Elisabeth Fatie, Margaretha R.N. Uje, Jhon Frids Mandesi Veronika Tuturop dan Arilea Rahangiar
Konseling Mahasiswa Progdi Keperawatan

Dosen Pembimbing, Laurentius Reresi menjelaskan apa itu moderasi beragama. Untuk memahami materi ini, mahasiswa diarahkan untuk mengerti kata moderasi. Moderasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘moderatio‘ berarti kesedangan, yaitu sikap yang tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Kata ini juga berarti penguasaan diri dari sikap terlalu ekstrem baik berlebihan maupun kekurangan

Dalam forum diskusi mahasiswa selalu terdapat moderator, yakni orang yang menengahi proses diskusi, tidak berpihak kepada siapa pun atau pendapat mana pun, bersikap adil kepada semua pihak yang terlibat dalam diskusi. Dari sinilah moderasi berarti ‘sesuatu yang terbaik’. Dalam konteks yang lebih luas, moderasi sering dikaitkan dengan sikap menyeimbangkan, menghindari ekstremisme dan mencari jalan tengah.

Ada beberapa pengertian yang dipelajari mahasiswa dan menjadi bahan diskusi. Pertama, Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku mengambil jalan tengah, tidak ekstrem kiri maupun kanan serta berusaha menjaga keseimbangan dalam menjalankan ajaran moral. Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama itu sendiri, karena agama pada hakekatnya sudah mengandung nilai-nilai keadilan dan keseimbangan. Moderasi beragama bertujuan menciptakan kerukunan, toleransi dan kedamaian dalam kehidupan antarumat beragama.

Memahami keunikan diri
Memahami keunikan diri

Kedua, moderasi beragama adalah cara berpikir dan bersikap mengedepankan keseimbangan, menghindari sikap ekstrem dan mencari titik temu dalam perbedaan. mencari jalan tengah dalam menjalankan ajaran agama, tidak berlebihan dalam beribadah namun juga tidak meninggalkan agamanya.

Ketiga, moderasi beragama menekankan pada keseimbangan dalam menjalankan ajaran agama, baik dalam hubungan dengan Tuhan maupun hubungan dengan sesama manusia. Moderasi Beragama bukan berarti mengubah ajaran agama melainkan bagaimana cara beragama yang baik dan benar dengan tidak menyimpang dari nilai-nilai dasar Agama.

Dalam diskusi ini, mahasiswa sangat terbantu mendalami moderasi beragama, tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya. Orang yang mempraktekkannya disebut moderat. Dengan demikian, sangat jelas bahwa moderasi beragama menjadi kunci terciptanya kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat yang beragama, Misalnya mencegah konflik antarumat beragama dapat diminimalkan. Sikap moderat mendorong terciptanya toleransi dan saling menghargai perbedaan. Moderasi beragama adalah meyakini kebenaran agama sendiri secara radikal dan menghargai, serta menghormati penganut agama lain yang menyakini agama mereka tanpa harus membenarkannya. Moderasi beragama membantu mewujudkan keadilan dalam kehidupan beragama dan masyarakat, Moderasi Bergama juga memperkuat persatuan

Orang moderat harus berada di tengah, berdiri di antara kedua kutub ekstrem itu. Ia tidak berlebihan dalam beragama, tapi juga tidak berlebihan menyepelekan agama. Dia tidak ekstrem mengagungkan teks-teks keagamaan tanpa menghiraukan akal/ nalar, juga tidak berlebihan mendewakan akal sehingga mengabaikan teks. Pendek kata, moderasi beragama bertujuan untuk menengahi serta mengajak kedua kutub ekstrem dalam beragama untuk bergerak ke tengah, kembali pada esensi ajaran agama, yaitu memanusiakan manusia.

Moderasi beragama adalah meyakini kebenaran agama sendiri secara radikal dan menghargai, serta menghormati penganut agama lain yang menyakini agama mereka tanpa harus membenarkannya. Dalam empat tahun terakhir Kemeterian Agama aktif mempromosikan pengarusutamaan moderasi beragama. Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

Nilai-nilai dalam moderasi beragama, di antaranya: Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai terhadap suatu perbedaan. Kerjasama adalah sikap yang harus dimiliki setiap individu atau kelompok dalam menerapkan moderasi beragama. Adil adalah tidak memilih salah satu pihak yang sedang menghadapi perselisihan.Rahmat dan kasih sayang adalah sikap yang sangat penting dimiliki baik individu atau kelompok masyarakat sehingga mampu menumbuhkan kecintaan dan perdamaian.

Sebagai Penyuluh Agama Katolik yang adalah ujung tombak Bimas Katolik Kementerian Agama dalam melaksanakan tugas membimbing dan mengembangkan visi-misi Kementerian Agama RI, maka pada hari ini Penyuluh agama Katolik mengangkat tema sentral, Pentingnya Moderasi Beragama dan Implementasi untuk Mahasiswa. Penyuluh melakukan dialog moderasi beragama di Kampus Stikes Sorong agar mahasiswa mampu mengimplementasikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, tegaknya moderasi beragama perlu dikawal bersama, baik oleh orang per orang maupun lembaga, baik masyarakat maupun negara. Kelompok beragama yang moderat harus lantang bersuara dan tidak lagi memilih menjadi mayoritas yang diam. (Laurent/*pelbagai sumber)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini