Mimbar Agama Katolik, Rumah di Surga telah Dibangun sejak di dunia (Matius 6:19-23)

43
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapapua.com – Setiap hari, kita menyaksikan kesibukan manusia mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Hasil kerja keras tentu berguna bagi keluarga. Upah yang diperolehnya untuk kebahagiaan keluarga. Jelas, semua manusia ingin mencari kebahagiaan. Namun, kebahagiaan seperti apakah yang ingin diperolehnya? Apakah itu adalah hidup dengan harta yang melimpah, sukses dalam pekerjaan dan karir?

Apa jadinya bila hidup berakhir dengan kematian? Harta, karir, pekerjaan tidak akan kita bawa sampai mati. Ketika kita hanya mencari harta di dunia ini untuk dipenuhi maka hati kita tidak akan puas dengan apa yang kita peroleh karena smeua itu hanya bersifat sementara saja.

Bacaan Injil menjawab pencarian arah hidup yang sebenarnya intuk kita di dunia ini. Carilah harta surga! Itulah hal yang pertama dan utama.

Kebahagiaan sesungguhnya terletak pada kebahagiaan di surge. Maka kejarlah atau lakukanlah hal-hal di bumi yang mampu mengantar kita [ada kebahagiaan yang lebih agung di Surga.

Pertanyaanya, apakah yang kita cari dan kita lakukan selama ini telah membuat kita bahagia di bumi ini sekaligus menjamin kebahagiaan kita di surga?

Harta di Surga dikumpulkan dengan perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan di dunia ini. Oleh karena itu, banyaklah berbuat baik sehingga harta kita di surge semakin banyak juga

Ada yang mengatakan bahwa hidup kita di dunia ini bagaikan seorang tukang yang sedang membangun rumahnya di surga. Kebaikan yang kita lakukan di dunia ini seperti semen, batu, kerikil dan pasir yang kita bawa di Surga.

Karena itu ketika kita banyak melakukan hal yang baik di dunia, kita sedang membangun rumah kita nanti, rumah kita telah siap di Surga. Ketika manusia meninggal kelak, tidak ada rumah baginya di Surga. Rumah di surge sebenarnya dibangun mulai dari sini, di dunia ini.

Mari kita perbanyak perbuatan baik kepada sesame dan ciptaan Tuhan. “Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya. Ingat, hati yang berpasrah adalah hati yang layak selalu mengandalkan Allah. Hati yang tak pantas adalah hati yang dipenuhi rasa dengki, iri, sombong dan selalu bertumpu pada kekuatan diri.

Semoga pelita Sabd hari ini mendorong kita untuk lebih memantaskan diri di hadapan Tuhan. Mengusahakan hidup penuh dengan kasih dan kebaikan. Itulah prasyarat agar  dilayakkan masuk dalam pesta perjamuan nantinya. (Laurent Reresi)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini