November 2020 Festival Anggrek Papua

386
- Iklan Berita 1 -

JAYAPURA, Monitorpapua.com – Festival Anggrek Papua akan digelar pada November 2020 di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Festival ini digelar pemerintah daerah Jayapura untuk memperkenalkan dunia fauna kepada dunia bahwa di Tanah Papua terdapat bermacam-macam jenis anggrek yang menjadi kekayaan di Tanah Papua.

Kabupaten Jayapura dikenal dengan daerah yang sarat akan buah-buahannya, lembah Moi yang berada di wilayah pembangunan 2 kabupaten Jayapura ini juga dipenuhi dengan tanaman hias berupa Anggrek, yang unik dan sangat menawan.

Ada 5 jenis tumbuhan anggrek berdasarkan sukunya (orchidaceae, latin) yang menjadi andalan di wilayah ini (lembah Moi) yang berada di bawah kaki gunung

Tumbuhan berbunga itu sendiri tumbuh dan masih banyak tersebar di hutan rimba yang berada di wilayah dataran itu.

Selain itu, menurut ketua Forum Moinak Bangkit Josep Simon Done, S.Sit. M.Si yang ditemui kemarin siang di ruang kerjanya mengatakan, ada sekitar 33 petani anggrek produktif yang saat ini sudah siap mempromosikan anggreknya.

“Ada 5 jenis anggrek terbaik yang ada di lembah Moi, yang tidak ada di tempat lain. Dan saat ini petani anggrek kami yang sudah siap dengan tanaman hiasnya ada sekitar 33 orang,” ujar Josep.

Ketua Forum menuturkan kalau forum yang diketuainya itu sudah mendapat persetujuan resmi Dewan Adat Suku (DAS) Moi.

Ide dan prakarsa kegiatan agrowisata melalui iven festival yang akan memamerkan serta menjual tanaman hias anggrek dan tanaman hiasa lainnya, begitu pun buah-buahan, sayur-sayuran, seni budaya, datang dari Josef S, Done yang notabene kepala BPN kabupaten Jayapura bersama Masyarakat Hukum Adat Moi itu sendiri.

Di samping beberapa item tadi, festival nanti juga akan mempromosikan tempat rekreasi “Kali Dansari” dan ada pula ajang lomba Balapan Motocross. Dan kepanitiaan untuk iven istimewa perdana di Dosai kabupaten Jayapura ini sudah resmi terbentuk,”kata Done.

“Pertama-tama saya jelaskan dulu tentang arti nama “MOINAK.” Moi itu menjelaskan tentang “suku Moi,” dan Nak itu maknanya “Anak.” Jadi arti forum ini yaitu Anak suku Moi yang berada di distrik Sentani Barat, mulai dari kampung Sabron sampai ke kampung Kendate itu, harus bangkit.

Bukan hanya masyarakat hukum adat suku Moi saja, tetapi semua yang sudah menjadi warga di lembah Moi ini pun menjadi bagian dalam forum yang saya ketuai ini.

Ide dan prakarsa menyelenggarakannya iven festival ini, datang dari saya selaku ketua forum. Nah, kebetulan lembah Moi ini dikenal sebagai daerah Agrowisata, kami mencoba untuk mempromosikannya melalui ajang festival, terutama itu Anggrek.

Untuk diketahui, forum kami ini pun dalam pertemuan yang digelar waktu itu, sudah mendapat persetujuan dari Dewan Adat Suku atau DAS Moi itu sendiri.

Dalam festival ini ada beberapa item yang akan dipromosikan dan dijual selain anggrek ada juga buah-buahan, karen lembah Moi terkenal juga dengan daerah buah-buahan.

Kemudian ada promosi dan juga penjualan karya seni dan budaya asli suku Moi. “Kami kemas juga dengan tari-tarian, ada cerita rakyat, juga ada promosi dan penjualan tanaman hias lainnya yang ada di rumah-rumah pekebun bunga tersebut (masyarakat, red), termasuk penjualan hasil kebun seperti sayuran dan lainnya,” ungkap Ketua Forum.

Mengenai kesiapan festival yang sudah matang diplaningkan itu, Josep menjelaskan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk membawa agenda besar itu ke ketua PAI kabupaten Jayapura, termasuk ke ketua Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) provinsi Papua.

“Saat ini kami sedang mempersiapkannya, apa saja yang berkenan dengan agenda festival ini. Akan kami sampaikan ke ketua PAI kabupaten Jayapura, termasuk ke ketua PAI provinsi Papua. (Stevi /MP)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini