SORONG, Monitorpapua.com – Aksi demo ratusan Pengusaha Lokal asli Papua penyedia lapangan kerja (vendor) bagi rakyat Papua di bidang perminyakan, bersama tenaga kerja lokal menolak keras penyerobotan pengusaha dari luar Papua di PT Pertamina EP Field Papua. Bahkan sejumlah pengusaha lokal menolak sejumlah tender proyek di Pertamina Sorong Papua Barat yang tidak melibatkan para pengusaha asli Papua.
Kehadiran ratusan Pengusaha Asli Papua ini merupakan aksi protes menuntut keadilan di Tanah Papua agar tidak terjadi penyerobotan hak orang Papua. Terlihat aksi demo ratusan pekerja dan lima vendor lokal di halaman kantor Pertamina EP Aset 4 Papua Field Sorong, Kamis (4/4).
“Kami bukan penonton tapi kami pekerja di Tanah ini Papua. Kami minta pengusaha dari luar Papua jangan masuk di Papua. Masih ada banyak pengusaha asli Papua yang memiliki kemampuan berpikir dan bekerja trampil. Kami mampu. Kami punya sumber daya alam, gunung, tanah, dan harus menikmatinya. Semua sudah diatur dalam undang-undang Otsus Papua”, tegas Max Izak Fonataba, Vendor PT. VOA Waya.
Max Fonataba mengatakan pengusaha lokal harus ikut tender. Kami harus ikut sistem tender online. Kenapa sistem online kami tidak diikutsertakan. Ini kan keliru. Aksi damai membentangkan spanduk bernada protes disampaikan para tenaga kerja dan vendor lokal seperti. Kami pengusaha lokal beserta karyawan menolak pengusaha dari luar Papua di PT. Pertamina EP Field Papua. Demikian sejumlah tulisan di beberapa spanduk dalam aksi demo.
Para Vendor itu mendesak pihak Pertamina agar pengusaha lokal didahulukan. Kami minta berdayakan pengusaha lokal. Jangan gara-gara aturan, pengusaha lokal disingkirkan dari Tanah ini, Tanah Papua.
Mereka mengaku selama ini pengusaha lokal kurang dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua dan Papua Barat. Kurangnya keterlibatan para pengusaha lokal, menyebabkan ekonomi di Papua dan Papua Barat justru belum tumbuh signifikan. Kami di Papua dan Papua Barat mengapresiasi pengusaha nasional. Namun kami tidak diberdayakan. Kami hanya menjadi penonton di Provinsi paling timur.
Pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat belum signifikan. Kami merasa ini adalah karena kurang dilibatkannya kami pengusaha lokal, ujar pengusaha lokal dalam aksi demo.
“Kami minta sudah tidak ada lagi vendor yang masuk di sini, di Papua ini, selain vendor lokal yang ada di Sorong. Aturan yang Pertamina pakai agar tidak menghalangi pengusaha Papua”, tegas Pengusaha Lokal.
Aksi damai dilakukan Lima (5) vendor lokal diantaranya, PT. Braga Indah, PT. VOA Waya, PT Prima Alfa, PT. Bersaudara Imbaya, PT. Nombro Jaya, minta, Pertamina harus mengacu pada Undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua. (Ren/Girsang/IWO)