Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, Anc dan Stunting

24
Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, Anc dan Stunting
Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, Anc dan Stunting
- Iklan Berita 1 -

SORONG, Monitorpapua.com
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Muhudar Wailegi, S.Pd.I. menghadiri Rapat Kordinasi pembentukan dan evaluasi jejaring Skrining layak hamil anc dan Stunting dihadiri bersama sejumlah lembaga terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Sorong, Poltekkes, WKRI, para perawat dari Sejumlah Puskesmas yakni Puskesmas Remu, Malawei, Tanjung Kasuari, Dum, Malanu, Klasaman, Sorong Timur, Sorong Barat, Kota Sorong, Malaimsima, P2KB, Pengadilan Agama, Klasis, Dinkes, Klinik Bintang Timur dan TP PKK, Senin 25 November 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong dan Dokter Ahli Kandungan dari Rumah Sakit Sele Be Solu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong dan Dokter Ahli Kandungan dari Rumah Sakit Sele Be Solu dan peserta rapat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong Hermanus Kalasuat, S.ST membuka rapat pembentukan dan evaluasi ini dengan menepuk tifa sebanyak 10 kali menandakan kegiatan ini resmi dibuka. Menurut Hermanus Kalasuat, S.ST dalam sambutnyanya mengajak seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan selama dua hari dengan baik sehingga dapat menghasilkan kesepakatan dalam tugas dan pelayanan kepada Masyarakat di Kota Sorong agar masalah Stunting bisa teratasi.

“Kita akan mengadakan MoU untuk merekomendasikan kepada semua Calon Pengantin (Catin) di semua Agama agar memeriksakan kesehatannya sebelum melangsungkan pernikahan. Hal ini bertujuan mengatasi stunting dan memperjelas pernikahan sesuai agama masing-masing. Maka perlu rekomendasi dari pihak Kementerian Agama untuk memeriksakan kesehatan Catin dan harus diketahui Dinas Kesehatan supaya bisa memberikan informasi, edukasi Kesehatan kepada Catin,” jelas Kepala Dinas Kesehatan.

Selanjutnya, Narasumber dr. Muh. Syafri Busra, Sp.OG., memaparkan materi Stunting, menjelaskan menuju Indonesia Emas 2045, bangsa Indonesia sudah harus mempersiapkan kelahiran anak dan keselamatan ibu dengan baik. Betapa tidak, akibat dari pernikahan dini dapat menyebabkan stunting pada anak.

Dokter ahli Kandungan, Muh. Syafri Busra, Sp.OG menjelaskan stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. “Pernikahan dini dapat menyebabkan anak lahir dalam keadaan prematur, kurang gizi, dan berisiko terkena stunting,” jelasnya.

Menurut dokter ahli kandungan, pasangan suami istri menikah di bawah umur, belum siap secara psikologis dan organ reproduksi, kurangnya pengetahuan pola asuh dan asupan gizi yang cukup selama kehamilan berakibat fatal bagi ibu dan bayi. Dalam kegiatan tanya jawab bersama Dokter Ahli, sejumlah peserta menanyakan apa kegagalan pelaksanaan program Stunting oleh Pemerintah Daerah dan keberhasilannya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong bersama ASN
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Muhudar Wailegi, S.Pd.I (tengah) bersama ASN, hadiri undangan

Laurentius Reresi, peserta dari Kantor Kementerian Agama Kota Sorong menanyakan sikap dan perilaku para calon pengantin. Pasalnya, Pernikahan dini merupakan salah satu penyebab stunting gangguan tumbuh kembang pada anak. “Sesuai data, Indonesia menyebut tingginya angka pernikahan dini merupakan salah satu penyebab masalah stunting di Indonesia. Calon Pengantin (Catin) tidak mau memeriksakan kesehatannya sebelum melangsungkan pernikahan,” tanya Laurentius Reresi.

Dokter ahli menjelaskan untuk mencegah stunting, beberapa upaya yang dapat dilakukan yakni Meningkatkan usia pernikahan pertama, Melakukan sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting pada lembaga pendidikan, Melakukan pembinaan pra pernikahan, Memberikan penyuluhan oleh Poyandu ketika hamil.

“Hindari 4 T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Jauh) jarak kehamilan Ibu berdampak pada resiko kelahiran Anak dan keselamatan Ibu, juga kecerdasan anak serta risiko timbulnya penyakit degeneratif di kemudian hari. Akibat lainnya kurangnya asupan gizi maka dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.

Stunting dapat dicegah
Stunting dapat dicegah dengan cara memantau asupan gizi dan nutrisi ibu hamil dan ibu menyusui. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin bagi ibu hamil, bayi, dan balita. Mengatasi masalah anak yang sulit makan dengan memberikan variasi makanan. Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal keluarga. Melakukan vaksinasi lengkap sesuai dengan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak bayi lahir

Narasumber Dokter Muh.Syafri Busra, SP.OG memaparkan materi Sunting
Narasumber Dokter Muh.Syafri Busra, SP.OG memaparkan materi Sunting

Pemeriksaan kehamilan secara teratur (ANC):
Pemeriksaan kehamilan secara teratur (ANC) merupakan salah satu upaya pencegahan stunting juga kondisi gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Stunting terjadi karena kekurangan gizi yang berlangsung lama, mulai dari masa kehamilan 1000 hari (dalam kandungan) hingga anak berusia 2 tahun.

Mencegah Stunting : Dokter Ahli menjelaskan untuk mencegah stunting, Ibu yang melahirkan anaknya harus memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang bergizi dan kaya protein hewani, kaya karbohidrat, lemak, atau zat penting lainnya untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan. Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin, Imunisasi rutin, Kemudian Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Bila hal ini diperhatikan maka Bangsa Indonesia menyambut Indonesia Emas tahun 2045 dengan penuh kebahagiaan,” ucap Narasumber Muh. Syafri Busra, Sp.OG.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan Kota Sorong akan mengadakan MoU bersama Tokoh-Tokoh Agama untuk mengatasi masalah Stunting khususnya di Kota Sorong. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di Vega Hotel. (Laurent R)

Berikan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini