
“Namun alasan detailnya kurang jelas. Sejumlah warga bahkan ada yang sampai menjual harta benda berupa rumah dan tanah”. seperti dilansir Hidayatullah.com
PONOROGO, Monitorpapua.com – Kejadian ini bisa dibilang cukup unik. Sebanyak 52 warga dari 15 kepala keluarga (KK) di Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, pindah ke Malang, Jawa Timur. Dari kesemua orang itu, 22 di antaranya anak-anak.
Alasan mereka pindah karena menghindari kiamat. Fenomena langka ini viral di media sosial. Dalam sebuah unggahan di Facebook, disebutkan, menyatakan warga Watu Bonang ramai-ramai pindah ke Malang karena takut kiamat.
Namun alasan detailnya kurang jelas. Sejumlah warga bahkan ada yang sampai menjual harta benda berupa rumah dan tanah.
Kepala Dusun Sogi, Kamis (13/03/2019), mengatakan, “Semua warga yang pindah ini tidak ada yang pamitan kepada pihak desa. Jadi kami juga tidak tahu alasan pastinya seperti apa,” kutip INI Network.
Meskipun Sogi mengetahui ada warga yang menjual tanah dan rumah, akan tetapi ia merasa tidak memiliki hak melarang. Apalagi, warga yang pindah tersebut diketahui hendak menuntut ilmu di pondok pesantren.
Sampai saat ini, warga yang pindah tersebut tak ada yang mengurus surat kepindahan. Semua warga tersebut pun masih tercatat sebagai warga Watu Bonang.
Kata Sogi, warga yang pindah itu adalah jamaah sebuah pengajian yang ada di desanya. Namun ia menilai tidak ada yang aneh dalam jamaah pengajian ini. Semua seperti pengajian sebagaimana umumnya.
Ia mengatakan, warga pengajian tersebut juga biasa saja, mereka membaur dengan masyarakat. “Baru tiga tahunan ini pengajian ini diadakan,” imbuhnya.
Meskipun begitu, kepala dusun menyayangkan sikap warga yang pindah dengan mengajak semua saudara hingga anak-anak. Sogi takut jika mereka yang sudah menjual harta bendanya kehabisan bekal. Dari data yang dihimpunnya, ada 3 KK yang sudah menjual tanah dan rumah. Selebihnya masih meninggalkan harta benda di desa.
“Pada saat saya tanya kenapa dijual, mereka bilangnya hanya punya rumah dan tanah, sehingga ya hanya itu yang mereka jual untuk bekal pergi mondok,” terangnya.
Camat Kecamatan Badegan Ringga DH Irawan membenarkan sejumlah warga yang tiba-tiba meninggalkan desa. Ia pun mendengar alasannya adalah isu akan terjadi kiamat. Bersama Babinsa dan Babinkamtibmas, ia masih melakukan penyelidikan atas isu ini.
“Ini isu sensitif. Saat ini kami masih mendata siapa saja yang pindah dan alasannya apa. Pasalnya, masih ada 200 jamaah pengajian di desa tersebut,” tukasnya.***