
SORONG-PAPUA BARAT, Monitorpapua.com – Masyarakat kota Sorong mengantre di semua Stasiun Pengisian Umum (SPBU). Bukan lah hoaks tapi nyata. Bahkan wartawan pun ikut mengantre sepanjang 2 kilometer namun hasilnya, tak dapat mengisi kendaraan roda dua. Kejadian ini mulai terjadi pada Sabtu dan Minggu 6-7 November 2021.
Masyarakat Kota Sorong merasa aneh karena tidak memperoleh bahan bakat minyak. Bahkan lebih aneh lagi, Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di kota Sorong Papua Barat meroket bahkan, sejak malam Jumat (5/11) hingga Sabtu (6/11) pagi pengecer menjual pertalite Rp 50.000 perliter. Sedangkan pada Minggu (7/11), pada pukul 15.20 Wit, harga pengecer tembus harga Rp. 80.000 perliter. “Ini bukan hoaks,” tegas pembeli di km 9 Kota Sorong disaksikan wartawan media ini.
Para pengecer tak segan-segan mencari keuntungan saat kelangkaan BBM. “Kenaikan harga BBM pengecer ilegal di sepanjang jalan Kota Sorong disebabkan kelangkaan BBM di semua SPBU Kota Sorong sejak Jumat, 5 November 2021.
“Kesulitan mendapatkan BBM bukanlah berita hoaks tapi sungguh nyata,” tegas masyarakat yang mengantre sepanjang jalan Basuki Rahmat dan di Jalan Jenderal Sudirman Kota Sorong,
Pantuan media, pada malam hari, para pengecer BBM di sepanjang jalan menjual Pertalite seharga Rp 50.000 per liter hingga Rp.80.000.-
Alasan harga Pertalite pada seorang pengecer BBM di Jalan Basuki Rahmat an Jenderal Sudirman kota Soron ini untuk meraup rejeki sebanyak-banyaknya. “Ini kesempatan mencari keuntungan lebih karena seluruh SPBU kosong. Kalau ngojek dapatnya sedikit, jadi lebih untung jual pertalite eceran,” ucap Junaidi kepada media ini Minggu (7/11).
Media ini mengikuti antre pada pukul 12.15 Wit di jalan Basuki Rahmat sepanjang 2 kilometer namun sekitar pukul 14.15 Wit mendekati SPBU tak mendapatkan Pertalite dari SPBU Minggu (7/11).
“Stok BBM di SPBU kosong Pak. Esok Senin barulah ada pengisian lagi karena Hari Minggu tidak ada transportasi BBM ke SPBU,” terang petugas SPBU sembari memutup pagar SPBU. (tim/MP)