
JAYAPURA, Monitorpapua.com – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jen Jaap Ormuseray mengatakan pentingnya hutan di Provinsi Papua sebagai Paru-Paru Dunia. Jika hutan di daerah lain sebagai lahan mencari nafkah maka hutan di Provinsi Papua lebih bernilai sebagai paru-paru dari planet bumi karena peran pentingnya menyerap CO2 atau karbon dioksida.
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang menurut para ilmuwan membantu menyebabkan kenaikan suhu dunia. Kini Dinas Kehutanan Provinsi Papua mengembangkan hutan sebagai potensi wisata, potensi penghasil madu, gaharu dan tentu harus disadari seluruh mahkluk hidup bahwa hutan di wilayah Papua harus dijaga dan dilestarikan menyerap karbon dioksida. Hal tersebut dapat membantu untuk mengatur pemanasan global di seluruh dunia.
Demikian ditegaskan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Jen Jaap Ormuseray kepada wartawan Monitorpapua.com di ruang kerjanya. Dijelaskan hutan tropis Indonesia khususnya di Tanah Papua menyimpan kekayaan alam berupa flora, fauna, dan tumbuhan bisa dijadikan obat-obatan, dan menghasilkan kekayaan alam berupa kayu seperti Kayu Gaharu, Kayu Penghasil minyak kayu putih dan bisa menambah hasil PSDH, PSDR bagi pemda bukan menebang kayu sesuka hati.
“Hutan Papua sangat unik juga memiliki peran penghasil O2 atau oksigen. O2 dibutuhkan semua makhluk hidup untuk bernapas dan bertahan hidup, karena alasan tersebut hutan di Papua disebut juga sebagai paru-paru dunia,” tegasnya.
Maka menurut Kepala Dinas Kehutanan Papua, Jen Jaap Ormuseray, hutan di Keerom atau daerah lain harus dapat dipandang sebagai alat untuk melawan pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi. Terkait hal itu, Kepala Dinas Kehutanan meminta secara tegas untuk mengembalikan hutan sebagai paru-paru dunia. Pasalnya, ada oknum-oknum yang melakukan penebangan, menjarah hutan serta penebangan hutan secara liar. Bahkan orang Asli Papua ikut menjual kayu dengan harga murah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Terkait hal itu, kita harus melakukan reboisasi hutan secara besar-besaran mengingat, hutan Papua itu penting bagi seluruh makhluk hidup, dan kita manusia juga bergantung dengan hutan,” jelas Kadis Kehutanan.
Tambahnya lagi, Hutan menghasilkan oksigen yang kita butuhkan setiap hari. Tak bisa dibayangkan, tanpa adanya oksigen makhluk hidup di bumi ini akan terancam mati dan punah maka daerah seperti Keerom, Jayapura Sentani bisa terjadi banjir lagi.
“Pemerintah Provinsi Papua telah berupaya menerbitkan Peraturan Gubernur tentang ijin pemanfaatan hasil hutan, misalnya di Keerom sudah ada kantor cabang yang mengurusi izin ini. Namun ada saja oknum-oknum yang menebang hutan bahkan penduduk asli dirugikan karena ikut menebang dan menjual dengan harga murah. Untuk itu ajak Kadis hentikan penebangan liar, mari bersama-sama, bahu membahu mereboisasi hutan yang kita cintai ini membayar pajak (PSDH dan PSDR) agar hutan tetap lestari,” ungkap Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua.
Hutan di Papua yang sering dijuluki sebagai paru-paru dunia jangan sampai punah. Jumlah pepohonan yang ada di dalam kawasan hutan Papua bisa mendaur ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi anak cucu harus dilestarikan. Tanah Papua memiliki hamparan hutan yang luas, maka hutan Papua menjadi salah satu paru-paru dunia yang sangat penting peranannya bagi kehidupan di bumi ini. “Selamatkan hutan Papua dari kepunahan,” pintah J.J.Ormuseray
Selain dari luasan, hutan Papua juga menyimpan kekayaan hayati. Berbagai flora dan fauna endemik hadir di hutan Papua menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. “Mari menjaga hutan Papua,” ajak Kepala Dinas Kehutanan Papua. (Stefi Fun/Ren)