SORONG, Monitorpapua.com. – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua Barat (Kakanwil Kemenag) Papua Barat, Luksen Jems Mayor melalui Kepala Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Papua Barat, Hugo Rizal Wisnugroho berdiri teguh menyampaikan pesan Injil Tuhan kepada warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Sorong Papua Barat, sekaligus mendengar keluh kesah warga binaan (narapidana) beragama Katolik supaya mereka mendapat pelayanan Misa Kudus dari Pastor dan penyuluhan agama Katolik dari Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Bimas Katolik serta 12 orang Penyuluh Non PNS di Kota Sorong. Senin 7 Oktober 2024. Pukul 12.00 Wit.
Kunjungan ini diawali dengan Ibadah Rosario yang dipimpin Penyuluh Clemens Ell, S.Fils. Semua warga binaan berdoa Rosario sekaligus memuji Tuhan dengan lagu-lagu rohani Maria dari buku Madah Bakti. Usai Ibadah Rosario, Kepala Pembimas, Hugo Rizal Wisnugroho memberikan arahan dan penyuluhan rohani.
Dalam kunjungan kerja, Kepala Pembimas, Hugo Rizal Wisnugroho bersama staf Bimas Katolik Kanwil Kemenag Papua Barat didampingi Kepala Seksi Bimas Katolik Kota Sorong, Ledy Yuliet Yudit Ohoilulin, S.Ag., serta Penyuluh ASN dan 12 penyuluh Agama Katolik non-PNS menyapa dan bertatap muka dengan warga binaan. Pembimas memberikan kesempatan kepada seluruh warga binaan beragama Katolik untuk mensharingkan pengalaman hidupnya selama berada di dalam tahanan Lapas Sorong. Dari hasil sharing, banyak hal yang mereka sampaikan terutama pelayanan Misa Kudus, pendalaman iman Katolik belum tercapai. “Kami mohon kepada Pembimas agar membantu kami pelayanan Misa Kudus setiap Minggu di Lapas ini. Selama setahun kami tidak menerima Misa Kudus dan penyuluhan iman Katolik,” ungkap warga binaan Lapas.
Hugo Rizal Wisnugroho sangat senang karena warga binaan mau menyampaikan usul-saran terkait pelayanan keagamaan di Lapas Sorong Papua Barat Daya. Kesempatan itu, Pembimas mengambil sikap meminta kepada Kepala Seksi Bimas Katolik, Kantor Kemenag Kota Sorong untuk mengadakan pelayanan di Lapas Sorong setiap Minggu. “Segera melayani umat Katolik yang berada di Lapas Kelas II B Sorong ini,” tegas Hugo.
Hugo Rizal mengatakan kunjungan kasih ini bertujuan memberikan dukungan spiritual dan membantu warga binaan agar dapat menjalani proses rehabilitasi dengan lebih baik. Kegiatan penyuluhan agama Katolik sangat penting dalam mendukung proses rehabilitasi narapidana. “Saudara-saudara adalah 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia. Maka, Gereja Katolik siap memberikan palayanan di Lapas ini. Penyuluh non PNS ada 12 orang dibantu Penyuluh ANS agar bisa membantu warga binaan Katolik menemukan harapan dan tujuan hidup baru. Berikan pelayanan terbaik di Lapas ini, lakukan pendekatan spiritual, suapaya mereka bisa lebih mudah beradaptasi setelah bebas dari hukuman penjara,”terang Pembimas Hugo.
“Kegiatan penyuluhan agama Katolik di Lapas ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi narapidana sebagai warga binaan, membantu mereka menjalani masa hukuman dengan penuh pengharapan dan motivasi untuk memperbaiki diri,” ucap Hugo Rizal yang telah berkeliling di semua Lapas Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Para warga binaan beragama Katolik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sorong mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran Pembimas Kanwil Kemenag Papua Barat karena telah hadir dan memberikan penguatan iman harapan dan cinta Tuhan. “Terimakasih Pembimas Katolik sudah dating bersama rombongan untuk bertemu dengan kami. Rasa jenuh, stress kami mulai hilang dengan kunjungan ini,” ungkap salah satu warga binaan yang dibaptis menjadi Katolik di Lapas Sorong.
Banyak dari mereka yang merasakan penyesalan mendalam atas kesalahan yang telah diperbuat sehingga harus menjalani hukuman di dalam lapas. Beberapa narapidana tak kuasa menahan air mata sebagai bentuk penyesalan mereka. Tangisan ini menjadi bukti nyata betapa beratnya beban yang mereka rasakan akibat keputusan-keputusan yang pernah diambil. Para penyuluh dan Kepala Seksi Bimas Katolik mendekati mereka dan memberikan penguatan iman agar tetap menyerahkan diri kepada Tuhan dan menyesali perbuatan, memahami agama serta mengajak mereka untuk bertobat dan memperbaiki diri, sehingga saat mereka bebas nanti, warga binaan ini bisa kembali ke masyarakat dengan berperilaku lebih baik, rajin beribadah dan hidup bermasyarakat.
Suasana berubah setelah mendapat arahan dari Pembimas. Semua warga binaan menyukuri semua peristiwa yang mereka alami dan berjanji mengubah sikap lama menjadi baru lagi. Usai kegiatan kunjungan kasih, seluruh warga binaan mendapat pelayanan jamuan kasih, sembari menyantap hidangan makan siang, para penyuluh menyanyikan lagu-lagu Rohani diiringi pemain musik dari salah satu warga binaan. Kehadiran para penyuluh agama di lapas tidak hanya memberikan ceramah agama, tetapi juga menjadi pelipur lara bagi para narapidana yang tengah mencari kedamaian batin. Pembinaan spiritual ini menjadi sangat penting dalam proses rehabilitasi narapidana, terutama untuk mengubah pola pikir dan perilaku mereka. (Laurent R)